Nasional
Pramono Anung Bantah Isu Pencurian Pakan dan Pastikan Kesehatan Harimau di Ragunan Terjaga

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari CNA.id Isu miring yang menerpa Taman Margasatwa Ragunan (TMR) terkait dugaan penyelewengan pakan satwa akhirnya mendapat respons langsung dari Gubernur Jakarta, Pramono Anung. Polemik ini bermula dari beredarnya sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seekor harimau dalam kondisi tubuh yang tampak kurus dan memprihatinkan.
Narasi yang menyertai video tersebut menuduh bahwa kondisi sang harimau disebabkan oleh ulah oknum petugas yang tega membawa pulang jatah pakan satwa (“korupsi pakan”), sehingga hewan-hewan tersebut mengalami kelaparan.
Inspeksi Mendadak dan Klarifikasi Video LamaMerespons keresahan publik tersebut, Pramono Anung melakukan peninjauan langsung ke lokasi pada Kamis (20/11). Usai melihat kondisi lapangan, Pramono dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Ia menyatakan bahwa narasi yang menyebutkan pakan harimau dicuri oleh petugas untuk dibawa ke rumah adalah hal yang tidak benar.

Mengenai video harimau kurus yang bernama Sri Deli tersebut, Pramono memberikan konteks penting yang mungkin luput dari perhatian publik. Ia menduga kuat bahwa video yang viral itu adalah rekaman lama yang diambil pada masa pandemi COVID-19, yang kemudian disebarkan kembali saat ini seolah-olah merupakan kejadian baru. Berdasarkan pantauan langsungnya di kandang, Pramono memastikan bahwa kondisi Sri Deli saat ini sehat dan tidak seperti yang digambarkan dalam video viral tersebut.
Selain memeriksa Sri Deli, Pramono juga menengok harimau Benggala bernama Raja, yang merupakan hewan titipannya di Ragunan. Ia mengonfirmasi bahwa Raja berada dalam kondisi prima, sehat, dan bertubuh gemuk, yang menjadi bukti visual bahwa perawatan satwa di sana berjalan dengan baik.
Transparansi Sistem Pemberian Pakan Tidak hanya melihat kondisi fisik hewan, fokus inspeksi Gubernur juga menyasar pada manajemen pakan. Pramono meninjau langsung bagaimana proses penyimpanan hingga distribusi makanan dilakukan. Ia menekankan bahwa prosedur pemberian pakan di Ragunan berada di bawah pengawasan yang sangat ketat.

Terdapat petugas khusus yang bertanggung jawab penuh atas pakan tersebut, sehingga celah untuk melakukan penyelewengan sangat minim. Ia telah menginstruksikan pengelola untuk menjamin seluruh standar operasional tetap dipatuhi.
Respons Pihak Pengelola RagunanSenada dengan Gubernur, Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, juga menampik keras isu “korupsi pakan” yang ramai diperbincangkan di media sosial X. Wahyudi menegaskan bahwa pihaknya sangat terbuka jika harus dilakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk membuktikan kebenaran.
Wahyudi menjelaskan bahwa manajemen pakan di Ragunan dilakukan melalui prosedur baku yang ketat (SOP). Setiap spesies memiliki standar kebutuhan nutrisinya masing-masing, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun jadwal makan. Sebagai contoh konkret, ia memaparkan bahwa setiap harimau di Ragunan mendapatkan jatah daging segar sebanyak lima kilogram setiap harinya.
Pihak Ragunan berharap klarifikasi dan tinjauan langsung dari Gubernur ini dapat menghentikan penyebaran informasi palsu (hoaks). Berita yang tidak terverifikasi tersebut dinilai tidak hanya meresahkan masyarakat pecinta hewan, tetapi juga berpotensi merusak reputasi lembaga konservasi yang selama ini berdedikasi merawat satwa.







