Ponsel Murah Menggebrak Pasar Indonesia

Jakarta (usmnews) – Transsion mendominasi pasar smartphone di Indonesia sepanjang 2024 dengan mengandalkan harga terjangkau dan fitur menarik. Merek-merek seperti Itel, Infinix, dan Tecno memikat konsumen melalui penawaran ponsel di bawah US$100 atau sekitar Rp1,6 juta. Konsumen Indonesia aktif memilih produk-produk ini karena mereka memberikan nilai lebih dibandingkan pesaing, terutama di segmen ultra low-end yang tengah naik daun.

Transsion mencatat lonjakan market share yang signifikan. Data IDC Quarterly Mobile Phone Tracker menunjukkan bahwa market share Transsion melonjak dari 13,1% pada 2023 menjadi 18,3% pada 2024. Perusahaan ini berhasil mencatat pertumbuhan year-on-year sebesar 61,7% yang melampaui pertumbuhan produsen lain di jajaran lima besar. Pada kuartal IV 2024, Transsion kembali memimpin dengan market share mencapai 19,8%, naik dari 17,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan konsisten ini membuktikan bahwa strategi harga bersaing dan penawaran produk unggulan berhasil menarik minat masyarakat.

IDC melaporkan pasar smartphone Indonesia tumbuh sebesar 15,5% year-on-year, menyentuh 40 juta unit, sementara pertumbuhan kuartal IV mencapai 9,6% year-on-year. Meskipun pasar belum pulih sepenuhnya karena kekhawatiran konsumen atas ketidakpastian politik dan ekonomi global, konsumen tetap aktif membeli ponsel murah yang memenuhi kebutuhan teknologi mereka. Vanessa Aurelia, analis riset IDC Indonesia, menilai bahwa pertumbuhan berasal dari peningkatan penawaran, meskipun permintaan masih lesu. Di sisi lain, pasar 5G melonjak signifikan, naik dari 17,1% pada 2023 ke 25,8% pada 2024. Produsen merilis model baru dan menyediakan perangkat 5G yang lebih terjangkau, sementara Samsung terus memimpin segmen 5G.

Ponsel murah menarik perhatian warga Indonesia karena memenuhi kebutuhan teknologi dengan harga bersahabat. Konsumen terus membeli secara aktif, dan produsen menanggapi dengan inovasi yang memenuhi harapan pasar yang berkembang pesat.