Tech
Pesan Kunci Presiden Prabowo untuk Kepala BRIN Baru: Prioritas Pangan, Energi, dan Air

Jakarta (usmnews) – Dikutip CNN Indonesia Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melantik Prof. Arif Satria sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang baru, menggantikan pejabat sebelumnya. Dalam momentum pelantikan ini, Presiden Prabowo secara tegas menyampaikan pesan kunci dan arahan strategis mengenai fokus utama yang harus dikejar oleh BRIN ke depan. Arahan tersebut menempatkan riset dan inovasi pada sektor ketahanan pangan, energi, dan air sebagai prioritas nasional yang fundamental bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Penguatan Ketahanan Pangan Sektor pangan menjadi salah satu perhatian paling utama. Presiden Prabowo menekankan pentingnya mencapai swasembada pangan sebagai fondasi utama kemandirian nasional. Dalam konteks ini, BRIN di bawah kepemimpinan yang baru diinstruksikan untuk mengawal dan mendukung penuh berbagai program pemerintah di bidang pangan melalui riset dan inovasi yang berdampak nyata.
Kepala BRIN, Arif Satria, yang juga merupakan seorang akademisi di bidang pertanian, menyatakan kesiapan BRIN untuk mendukung agenda tersebut. Dukungan riset ini mencakup seluruh rantai nilai pangan, mulai dari hulu hingga hilir. Isu-isu krusial yang perlu didukung riset BRIN antara lain:
- Pengembangan benih dan bibit unggul yang tahan terhadap perubahan iklim dan memiliki produktivitas tinggi.
- Formulasi pupuk yang efisien dan berkelanjutan.
- Teknik budidaya modern untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi lahan.
- Penanganan pascapanen untuk menekan angka kehilangan hasil (food loss) dan meningkatkan kualitas produk.
- Pengolahan produk pangan untuk menciptakan nilai tambah dan diversifikasi.
Dengan kekuatan riset, Presiden meyakini Indonesia dapat mengoptimalkan komoditas pangan potensial seperti padi, jagung, sagu, singkong, dan tebu, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk memperkuat posisi ekonomi nasional.
Mendukung Swasembada dan Transisi Energi. Selain pangan, fokus riset BRIN juga diarahkan kuat pada sektor energi. Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada energi demi menjamin ketersediaan energi yang stabil dan terjangkau bagi seluruh rakyat. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya energi yang melimpah, dan BRIN diharapkan menjadi motor inovasi untuk memaksimalkan pemanfaatannya.
Riset dan inovasi yang perlu didorong antara lain:
- Energi Terbarukan (EBT): Pemanfaatan potensi besar energi air, panas bumi (geotermal), dan sumber EBT lainnya.
- Bahan Bakar Nabati (BBN): Penelitian lebih lanjut dalam pengembangan bahan bakar dari kelapa sawit (biodiesel dan bensin nabati) serta komoditas lain seperti tebu dan singkong.
- Optimalisasi Sumber Daya Fosil: Riset yang bertujuan untuk pemanfaatan batu bara secara lebih bersih dan efisien, sesuai dengan transisi energi global.
Presiden menekankan bahwa nilai tambah dari semua komoditas ini, baik pangan maupun energi, harus kembali kepada rakyat untuk meningkatkan taraf hidup dan mewujudkan kesejahteraan. Riset BRIN harus mampu menerjemahkan kekayaan alam Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang riil.
Isu Krusial Air dan Hilirisasi. Meskipun fokus utama ditekankan pada pangan dan energi, isu air juga menjadi salah satu prioritas yang disinggung. Permasalahan kelangkaan dan tata kelola air, terutama air tanah, membutuhkan solusi berbasis riset yang kuat. BRIN diharapkan dapat berkontribusi dalam mencari solusi inovatif untuk menjamin ketersediaan dan keberlanjutan sumber daya air.
Secara keseluruhan, Presiden Prabowo menempatkan riset dan inovasi sebagai pilar utama pembangunan ekonomi dan kemajuan bangsa. Kepala BRIN, Arif Satria, menyambut baik arahan ini, menegaskan bahwa BRIN akan berfokus pada dampak (impact) dan percepatan proses dari invensi (ide atau temuan) menjadi inovasi (aplikasi yang dapat diterapkan). Menurutnya, negara-negara maju memiliki korelasi positif antara tingginya Indeks Inovasi Global dengan tingginya PDB per kapita, sehingga riset dan inovasi harus digenjot. Kolaborasi dengan kementerian/lembaga lain, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi akan dimaksimalkan untuk mengkonsolidasikan seluruh potensi riset agar memberikan dampak yang besar bagi kemajuan Indonesia di masa depan.







