Nasional

Permata Hijau di Riau, Menelusuri Kekayaan Hayati Kelas Dunia di Taman Nasional Tesso Nilo

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari Kompas.com Hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rain forest) adalah salah satu ekosistem paling kompleks di bumi, dan salah satu representasi terbaiknya dapat ditemukan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, yakni Taman Nasional Tesso Nilo. Kawasan yang resmi dikukuhkan sebagai Taman Nasional melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 255/Menhut-II/2004 ini bukan sekadar hutan biasa. Tesso Nilo merupakan ekosistem transisi antara dataran tinggi dan rendah yang menyimpan tingkat keanekaragaman hayati atau biodiversitas yang luar biasa tinggi.​

Begitu kayanya hutan ini, hingga pada tahun 2001, Center for Biodiversity Management dari Australia menobatkannya sebagai salah satu hutan dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Klaim ini bukan tanpa dasar; dalam petak seluas 200 meter persegi saja, peneliti berhasil menemukan 218 jenis tumbuhan berpembuluh (vascular). Temuan ini diperkuat oleh riset LIPI dan WWF Indonesia pada tahun 2003 yang mencatat adanya 360 jenis flora dari 165 marga dalam area seluas satu hektar.​

Foto: suarariau.id

Surga Flora dan Apotek Alam

​Secara umum, kondisi habitat di Tesso Nilo masih sangat terjaga dengan tutupan vegetasi mencapai lebih dari 90 persen. Hutan ini menjadi benteng terakhir bagi berbagai jenis pohon yang kini masuk dalam Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) karena terancam punah. Beberapa flora langka tersebut meliputi Kayu Batu, Kempas, Jelutung, Kulim, Tembesu, Gaharu, Ramin, serta berbagai jenis Meranti dan Keruing.

​Selain pepohonan raksasa, Tesso Nilo juga menyembunyikan potensi medis yang besar. Terdapat setidaknya 83 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai bahan obat-obatan herbal yang mampu mengatasi sekitar 38 jenis penyakit. Dua tanaman obat yang paling menonjol dan penting di kawasan ini adalah Pagago (Centella asiatica) dan Patalo Bumi (Eurycoma longifolia). Selain itu, ditemukan pula tanaman yang difungsikan warga sebagai racun ikan alami.

​Rumah Bagi Megafauna Sumatera​Karakteristik hutan Tesso Nilo yang memiliki area basah dan kering menciptakan habitat ideal bagi satwa liar. Indeks keanekaragaman mamalia di kawasan ini tercatat sangat tinggi, yaitu pada angka 3,696. Hutan ini menjadi rumah bagi 34 jenis mamalia, di mana 18 di antaranya berstatus dilindungi dan 16 jenis lainnya masuk kategori rawan punah.​

Dua ikon satwa Sumatera, yakni Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), menggantungkan hidupnya di sini. Selain kedua hewan karismatik tersebut, Tesso Nilo juga dihuni oleh fauna langka lainnya seperti Tapir, Beruang Madu, Macan Dahan, Trenggiling, hingga Owa dan Lutung.​

Foto: jernih.co

Kekayaan Avifauna dan Ekosistem Perairan​Bagi para pengamat burung, Tesso Nilo adalah surga tersendiri. Tercatat ada 114 jenis burung dari 28 famili yang hidup di sini. Angka ini merepresentasikan 29 persen dari total spesies burung yang ada di seluruh Pulau Sumatera. Beberapa spesies burung yang dilindungi dan langka meliputi berbagai jenis Rangkong (seperti Rangkong Badak dan Rangkong Papan), Elang Ular Bido, Kuau, hingga berbagai jenis Punai dan Cekakak.​

Keanekaragaman hayati tidak hanya terjadi di darat dan udara, tetapi juga di sungai-sungai yang mengalir di dalamnya, seperti Sungai Sawan, Sangkalalo, dan Mamahan. Di perairan ini, hidup sekitar 50 jenis ikan yang didominasi oleh kelompok Cyprinid. Ekosistem ini juga dilengkapi dengan keberadaan herpetofauna (reptil dan amfibi) yang beragam, mulai dari berbagai jenis ular, buaya air tawar, hingga katak pohon, serta ribuan jenis serangga yang menjaga keseimbangan rantai makanan.​

Ancaman di Balik Keindahan​Meskipun menyandang status sebagai salah satu hutan terkaya di dunia, Taman Nasional Tesso Nilo menghadapi tantangan berat. Ancaman nyata seperti pembalakan liar (illegal logging), penjarahan lahan, dan degradasi hutan terus mengintai.

Jika tidak ditangani dengan serius, kerusakan habitat ini dapat menghapus kekayaan genetik dan spesies yang tak ternilai harganya bagi ekosistem global. Pelestarian Tesso Nilo bukan hanya soal menjaga pohon, melainkan menjaga warisan kehidupan bagi generasi mendatang.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version