Business
Pemerintah Mau Genjot Industri Padat Karya di RI
Jakarta (usmnews) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan industri padat karya di Bali dan Jawa Tengah. Dua wilayah ini memiliki potensi besar di sektor manufaktur seperti makanan, tekstil, pakaian, dan furnitur.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan masa depan industri nasional bergantung pada kerja sama semua pihak. Ia menegaskan skema Kredit Industri Padat Karya (KIPK) adalah investasi jangka panjang untuk membangun industri yang inklusif dan berkelanjutan.
Agus optimistis industri padat karya akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan memperkuat ekonomi Indonesia. Kemenperin terus memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas akses pembiayaan bagi sektor ini.
Direktur Jenderal KPAII Kemenperin, Tri Supondy, menyatakan KIPK membantu pelaku industri membeli mesin, peralatan produksi, dan modal kerja. Ia menyebut program ini akan meningkatkan kapasitas produksi dan penyerapan tenaga kerja.
Pada 27 Agustus 2025, Kemenperin menandatangani kerja sama dengan BPD Bali dan Bank Jateng sebagai penyalur kredit KIPK. BPD Bali siap menyalurkan kredit untuk mendukung pertumbuhan industri padat karya di Bali.
Bank Jateng juga siap menyalurkan kredit dengan plafon Rp 15 miliar pada 2025. Direktur Bank Jateng, Anna Kusumarita, menyebut subsidi bunga 5% dari pemerintah membuat biaya pinjaman lebih ringan sehingga industri semakin terbantu.
Dengan dukungan KIPK dan kerja sama yang kuat, Kemenperin optimis industri padat karya di Bali dan Jawa Tengah akan berkembang pesat, menyerap tenaga kerja, dan memperkuat perekonomian nasional.