Business

Nike Kembali Lakukan Efisiensi: Hampir 1.000 Karyawan Terdampak PHK di Penghujung 2025

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari detik.com Raksasa perlengkapan olahraga global, Nike Inc., kembali mengumumkan langkah sulit menjelang penutupan tahun 2025. Perusahaan yang bermarkas di Beaverton, Oregon ini dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap hampir 1.000 karyawannya. Langkah ini menandai gelombang lanjutan dari upaya restrukturisasi perusahaan yang telah berlangsung secara bertahap selama dua tahun terakhir, mempertegas tantangan berat yang sedang dihadapi industri ritel olahraga global. Alasan Strategis dan Tekanan Ekonomi. Keputusan untuk memangkas jumlah tenaga kerja ini tidak diambil secara tiba-tiba. Manajemen Nike menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi efisiensi biaya yang lebih luas. Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang membayangi sepanjang tahun 2025, perusahaan berusaha merampingkan struktur operasionalnya agar menjadi organisasi yang lebih lincah dan responsif.

Fokus utama dari pemangkasan ini disinyalir untuk mengalihkan sumber daya perusahaan ke area-area yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi, seperti running, women’s category, dan merek Jordan. Dengan mengurangi beban gaji di sektor-sektor yang dianggap redundant atau tumpang tindih, Nike berharap dapat mengamankan margin keuntungan yang sempat tergerus dalam beberapa kuartal terakhir. Selain faktor internal, tekanan eksternal memegang peranan besar dalam keputusan ini. Dominasi Nike di pasar sneakers dan pakaian olahraga mulai terganggu oleh munculnya kompetitor-kompetitor baru yang agresif. Merek-merek seperti Hoka dan On Running telah berhasil mencuri pangsa pasar yang signifikan, terutama di kategori lari, yang selama ini menjadi “kandang” bagi Nike.

Selain itu, kebangkitan kembali Adidas dengan lini produk klasiknya juga memberikan tekanan tersendiri bagi penjualan Nike di pasar gaya hidup (lifestyle). Kritik dari para analis pasar juga menyoroti bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Nike dianggap mengalami stagnasi inovasi produk dibandingkan para pesaingnya. Hal ini memaksa manajemen untuk melakukan “reset” besar-besaran, yang sayangnya berdampak pada pengurangan jumlah personel. Dampak pada Organisasi, PHK kali ini diperkirakan akan menyasar berbagai divisi, mulai dari staf di kantor pusat hingga beberapa posisi manajerial di tingkat regional.

Meskipun angka “hampir 1.000 orang” ini hanya sebagian kecil dari total tenaga kerja global Nike, dampaknya terhadap moral perusahaan dan persepsi investor cukup signifikan. Ini mengirimkan sinyal bahwa transisi Nike untuk kembali ke jalur pertumbuhan profitabilitas masih membutuhkan jalan yang terjal dan pengorbanan yang tidak sedikit.Langkah ini juga menjadi peringatan bagi industri ritel secara umum bahwa tahun 2026 mungkin masih akan menjadi tahun yang penuh tantangan, di mana efisiensi menjadi kunci utama untuk bertahan hidup.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version