Lifestyle
Natal yang Tak Biasa: Menjelajahi 7 Tradisi Unik dari Berbagai Penjuru Dunia

Semarang (usmnews) – Dikutip dari CNBCIndonesia.com Natal sering kali identik dengan imaji klasik berupa pohon cemara yang dihias, kakek Santa Claus berbaju merah, dan hamparan salju putih. Namun, karena perayaan ini telah menyebar ke seluruh dunia dan berasimilasi dengan budaya lokal selama berabad-abad, lahirlah berbagai tradisi unik yang mungkin terdengar “ganjil” bagi kita, namun sangat sakral dan dinanti-nanti oleh penduduk setempat.
Artikel dari CNBC Indonesia tersebut merangkum bagaimana kreativitas budaya dan legenda rakyat membentuk perayaan Natal menjadi sangat beragam. Berikut adalah ulasan mendalam mengenai 7 negara dengan tradisi Natal paling unik:

1. Jepang: Pesta Ayam Goreng KFC
Di negara-negara Barat, menu utama Natal biasanya adalah kalkun panggang atau ham. Namun, di Jepang, Natal identik dengan KFC. Tradisi ini bermula dari kampanye pemasaran jenius pada tahun 1974 bertajuk “Kurisumasu ni wa Kentakkii!” (Kentucky untuk Natal!). Karena kalkun sulit ditemukan di Jepang, ayam goreng menjadi pengganti yang sempurna. Kini, jutaan keluarga Jepang harus memesan paket “Christmas Barrel” mereka berbulan-bulan sebelumnya agar tidak kehabisan. Bagi mereka, Natal tanpa wajah Kolonel Sanders terasa tidak lengkap.
2. Norwegia: Menyembunyikan Sapu
Jika di tempat lain orang sibuk membersihkan rumah menjelang Natal, warga Norwegia justru sibuk menyembunyikan alat kebersihan, khususnya sapu. Tradisi ini berakar pada kepercayaan kuno bahwa Malam Natal bertepatan dengan kedatangan roh jahat dan penyihir. Konon, para penyihir akan keluar mencari sapu untuk dikendarai di langit malam. Demi mencegah sapu mereka dicuri dan dipakai untuk kejahatan, warga Norwegia menyembunyikan semua sapu di tempat yang paling aman dan sulit dijangkau sebelum tidur.
3. Venezuela: Bersepatu Roda ke Gereja

Di Caracas, ibu kota Venezuela, suasana pagi hari di minggu Natal dipenuhi dengan suara roda bergesekan dengan aspal. Warga memiliki tradisi unik menghadiri Misa Natal (Misa de Aguinaldo) dengan menggunakan sepatu roda. Tradisi ini begitu populer dan masif sehingga pemerintah setempat menutup jalan-jalan utama dari kendaraan bermotor hingga pukul 8 pagi demi keselamatan para jemaat yang berseluncur. Anak-anak bahkan sering mengikatkan tali pada jempol kaki mereka dan menjuntaikannya ke luar jendela agar bisa ditarik oleh teman-temannya yang lewat dengan sepatu roda.
4. Ukraina: Hiasan Jaring Laba-laba
Bagi sebagian orang, jaring laba-laba diasosiasikan dengan hal menyeramkan atau Halloween. Namun di Ukraina, jaring laba-laba (pavutyna) adalah simbol keberuntungan di pohon Natal. Tradisi ini berasal dari legenda rakyat tentang seorang janda miskin yang tidak mampu membeli hiasan untuk pohon Natal anak-anaknya. Keajaiban terjadi ketika laba-laba memintal jaring indah di pohon tersebut, yang kemudian berubah menjadi emas dan perak saat terkena sinar matahari pagi. Legenda inilah yang konon menjadi asal-usul penggunaan tinsel (garland) di seluruh dunia.
5. Islandia: 13 Yule Lads
Anak-anak di Islandia tidak menunggu satu Santa Claus, melainkan 13 tokoh yang disebut Yule Lads (Jólasveinar). Mereka digambarkan sebagai troll nakal yang turun dari gunung satu per satu selama 13 malam sebelum Natal. Setiap Yule Lad memiliki nama dan kejahilan spesifik, seperti “Si Pengintip Jendela”, “Si Penjilat Sendok”, atau “Si Pencuri Sosis”. Anak-anak akan meletakkan sepatu di jendela; jika mereka berperilaku baik, Yule Lad akan meninggalkan permen, tetapi jika nakal, mereka akan mendapatkan kentang busuk.
6. Austria: Parade Krampus

Jika Santa Claus memberikan hadiah bagi anak baik, maka di Austria ada sosok Krampus yang bertugas menghukum anak nakal. Krampus digambarkan sebagai makhluk setengah kambing dan setengah iblis yang menyeramkan. Setiap awal Desember, banyak kota di Austria mengadakan parade Krampuslauf, di mana orang-orang berpakaian kostum seram ini berlarian di jalanan, menakut-nakuti penonton dengan lonceng dan rantai. Tradisi ini menjadi penyeimbang sisi “terang” dari Natal dengan mengingatkan anak-anak untuk berperilaku baik.
7. Swedia: Kambing Jerami Raksasa (Gävle Goat)
Di kota Gävle, Swedia, pusat perhatian Natal adalah sebuah patung kambing raksasa yang terbuat dari jerami (Yule Goat). Tradisi mendirikan kambing ini sudah ada sejak tahun 1966. Namun, yang membuatnya menjadi “unik” (dan sedikit ironis) adalah nasib kambing tersebut. Hampir setiap tahun, penduduk setempat bertaruh apakah kambing tersebut akan bertahan hingga Natal atau akan dibakar oleh orang iseng. Meskipun pembakaran tersebut ilegal, upaya untuk menghancurkan kambing jerami ini telah menjadi semacam “tradisi sampingan” yang terkenal di seluruh dunia.
Kesimpulan: Kaleidoskop Budaya
Ketujuh tradisi di atas menunjukkan bahwa semangat Natal diterjemahkan secara berbeda oleh setiap budaya. Entah itu melalui makanan cepat saji, olahraga sepatu roda, hingga cerita rakyat tentang monster, inti dari semua perayaan tersebut tetap sama: momen kebersamaan dan sukacita. Keberagaman ini justru memperkaya makna perayaan akhir tahun menjadi lebih berwarna.







