Connect with us

Lifestyle

Mengapa Laki-laki Tidak Selalu Terlihat Terluka Setelah Putus

Published

on

Mengapa Laki-laki Tidak Selalu Terlihat Terluka Setelah Putus

(usmnews) – Pernahkah Anda melihat mantan atau teman laki-laki yang terlihat acuh tak acuh dan baik-baik saja setelah putus cinta? Beberapa survei bahkan menyatakan bahwa laki-laki cenderung lebih cepat pulih dari patah hati setelah putus cinta daripada perempuan. Namun, apakah ini selalu benar? Sebuah penelitian terbaru dengan 184.000 partisipan menunjukkan bahwa stereotip tersebut tidak selalu berlaku. Laki-laki ternyata lebih terpengaruh oleh putusnya sebuah hubungan daripada yang diperkirakan.

Lalu, mengapa ada perbedaan waktu move on antara laki-laki dan perempuan? Berikut adalah beberapa alasan mengapa laki-laki sering kali lebih menderita dan sulit melupakan mantan setelah putus:

1. Memendam Perasaan

Sejak kecil, anak laki-laki diberitahu untuk menahan emosi dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Mereka tumbuh dengan keyakinan bahwa menangis adalah tanda kelemahan, dan mengekspresikan rasa sakit atau kesedihan hanya menunjukkan bahwa mereka tidak cukup “jantan”. Akibatnya, laki-laki cenderung menekan emosi mereka lebih dalam daripada perempuan.

Meskipun laki-laki bisa sangat terluka setelah putus, mereka mungkin tidak menunjukkannya secara terbuka karena stigma sosial yang mengelilingi ekspresi rasa sakit atau kesedihan. Sebuah studi menemukan bahwa lebih dari 30 persen laki-laki mengalami depresi setelah putus, tetapi kurang dari 9 persen yang melaporkannya. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan laki-laki bahkan tidak membicarakan perasaan mereka kepada orang lain atau mencari bantuan yang mereka butuhkan.

Dengan menekan perasaannya, laki-laki mungkin mencoba untuk mengalihkan perhatian atau berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak demikian. Oleh karena itu, laki-laki sering terlihat tidak terluka sama sekali, padahal sebenarnya mereka hanya menyembunyikannya.

2. Mengikuti Cara-cara yang Toksik

Meskipun laki-laki dan perempuan sama-sama terluka setelah putus cinta, perempuan cenderung lebih banyak melaporkan perasaan mereka daripada laki-laki. Laki-laki, di sisi lain, sering terlihat seperti tidak peduli meskipun sebenarnya mereka juga merasakannya.

Beberapa laki-laki dapat terjebak dalam pola perilaku toksik, di mana mereka merasa perlu untuk menunjukkan ketangguhan dan kekuatan. Hal ini bisa membuat mereka sulit untuk membuka diri tentang perasaan mereka atau mencari dukungan dari orang lain.

Kesimpulan

Meskipun stereotype mungkin menggambarkan bahwa laki-laki tidak terlalu terpengaruh oleh putus cinta, kenyataannya bisa berbeda. Laki-laki juga bisa sangat terluka dan sulit melupakan mantan mereka, namun sering kali mereka menyembunyikan perasaan tersebut di balik topeng ketangguhan. Penting untuk mengakui bahwa setiap individu, tanpa memandang gender, bisa terluka oleh putus cinta dan membutuhkan dukungan serta pengertian dari orang-orang di sekitarnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *