Connect with us

Education

Mendikdasmen Tegaskan Pentingnya Pelatihan Al-Qur’an Isyarat untuk Penyandang Disabilitas

Published

on

Jakarta, (USMNEWS),- Dikutip dari CNN Indonesia,Kemendikdasmen Gelar Pelatihan Pengajar Al-Qur’an Isyarat untuk Mewujudkan Pendidikan InklusifKementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mengambil langkah penting dalam mewujudkan pendidikan inklusif dengan menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) bagi para pengajar Al-Qur’an Isyarat.

Acara yang digelar di Aula Masjid Baitut Tholibin, Jakarta, pada Rabu (24/9/2025) ini diikuti oleh 31 guru Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri dari wilayah Jabodetabek pada gelombang pertama. Setelah menyelesaikan pelatihan, para peserta langsung mengikuti ujian sertifikasi untuk membuktikan kelulusan mereka. Sertifikat yang diperoleh menjadi pengakuan atas kompetensi mereka dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada siswa tunarungu.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan rasa syukurnya atas terlaksananya pelatihan perdana ini. Ia menekankan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah untuk memberikan akses pendidikan agama yang setara bagi seluruh warga negara, termasuk penyandang disabilitas.

Menurutnya, inisiatif ini sangat penting untuk memastikan bahwa mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran dan berbicara juga dapat memahami dan mendalami ajaran Al-Qur’an.Abdul Mu’ti juga menyoroti pentingnya pendidikan inklusif sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memenuhi hak konstitusional setiap warga negara.

Ia mendorong agar pelatihan serupa dapat diadakan secara rutin dan berkelanjutan, sehingga semakin banyak tenaga pendidik bersertifikat yang mampu mendampingi siswa berkebutuhan khusus.Pendidikan Al-Qur’an melalui bahasa isyarat ini dianggap sebagai bidang keahlian baru yang memerlukan keterampilan khusus.

Mengingat kebutuhan akan tutor bahasa isyarat terus meningkat, Abdul Mu’ti mengusulkan agar ada perhatian lebih terhadap sertifikasi dan penambahan jumlah pengajar di SLB dan sekolah-sekolah inklusi. Hal ini tidak hanya akan memperkuat sistem pendidikan, tetapi juga membuka peluang baru bagi para pendidik.

Lebih lanjut, Abdul Mu’ti mengingatkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci bagi seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Ia menegaskan bahwa menjaga Al-Qur’an tidak hanya menjadi tanggung jawab mereka yang bisa membacanya secara lisan, tetapi juga bagi penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan.

Beliau juga mengutip hasil penelitian yang menunjukkan bahwa membaca Al-Qur’an dapat meningkatkan daya ingat, dan berharap manfaat ini juga bisa dirasakan oleh generasi muda berkebutuhan khusus. Dengan demikian, program ToT ini diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam mewujudkan pendidikan yang berkeadilan dan inklusif di Indonesia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *