Connect with us

Lifestyle

Memahami “Bahasa” Kehadiran Ular Melalui Pendengaran

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari CNNIndonesia Ular memang tidak memiliki pita suara seperti mamalia, namun mereka menghasilkan berbagai bunyi mekanis melalui gesekan tubuh atau mekanisme pernapasan sebagai bentuk pertahanan diri maupun saat sedang berpindah tempat. Berikut adalah detail suaranya:

1. Suara Mendesis yang Konsisten (Hissing)

Ini adalah suara paling ikonik dari seekor ular. Desisan terjadi ketika ular mengeluarkan udara dengan paksa melalui lubang kecil di glotis (kerongkongan mereka). Jika Anda mendengar suara “shhh” atau “hiss” yang tajam di balik tumpukan barang atau semak-semak, itu adalah peringatan keras bahwa ular tersebut merasa terancam dan meminta Anda menjauh.

2. Kresek-kresek di Daun Kering atau Rumput

Berbeda dengan tikus yang cenderung berlari dengan suara langkah kaki yang cepat dan terputus-putus, ular bergerak dengan cara merayap. Tekanan tubuh mereka pada dedaunan kering akan menghasilkan suara gesekan yang halus namun kontinu dan berirama.

3. Suara Gesekan di Atap atau Plafon

Banyak jenis ular, seperti ular sanca atau ular pohon, sangat mahir memanjat. Jika Anda mendengar suara sesuatu yang berat sedang “diseret” di atas plafon—bukan suara cakaran atau lari cepat seperti tikus—ada kemungkinan besar itu adalah ular yang sedang mencari mangsa atau tempat berteduh.

4. Bunyi Getaran atau “Rattling”

Meski ular derik tidak umum di Indonesia, banyak jenis ular lokal yang memiliki kebiasaan menggetarkan ujung ekor mereka dengan sangat cepat ke permukaan keras atau daun kering sebagai bentuk intimidasi. Bunyinya mirip dengan suara berdengung atau getaran mekanis yang cepat.

5. Kehebohan Hewan Lain (Alarm Calls)

Sering kali, keberadaan ular dideteksi lebih dulu oleh hewan lain. Jika Anda mendengar burung-burung berkicau sangat gaduh secara tiba-tiba atau ayam di kandang yang mendadak riuh, perhatikan arah pandangan mereka. Hewan-hewan ini sering kali melakukan “mobbing” atau memberi sinyal peringatan kepada koloninya tentang kehadiran pemangsa.

6. Suara Gesekan di Dalam Pipa atau Saluran Air

Pipa paralon atau saluran pembuangan sering menjadi jalan tol bagi ular. Suara benda yang bergesekan dengan dinding plastik atau bunyi air yang terpercik di dalam pipa yang seharusnya kosong bisa menjadi tanda ada ular yang sedang merayap di dalamnya.

7. Bunyi “Klik” atau Letupan Kecil

Beberapa spesies ular saat bernapas atau saat sedang berganti kulit terkadang mengeluarkan suara letupan kecil. Meski jarang terdengar, di lingkungan yang sangat sunyi, bunyi ini bisa menjadi indikasi adanya aktivitas reptil tersebut.

8. Suara “Debuman” Pelan

Ular yang berukuran cukup besar, seperti piton, terkadang jatuh dari dahan pohon atau berpindah dari rak tinggi di gudang. Suara jatuhnya benda tumpul yang tidak diikuti oleh suara langkah kaki bisa jadi merupakan tubuh ular yang mendarat di lantai.

9. Keheningan Tiba-tiba dari Mangsa

Jika area yang biasanya ramai dengan suara jangkrik atau decitan tikus tiba-tiba menjadi sangat sunyi senyap, waspadalah. Predator seperti ular sering kali menciptakan “zona sunyi” karena mangsanya bersembunyi atau membeku karena ketakutan.

10. Suara Sisik yang Bergesekan (Scraping)

Di ruang sempit seperti di bawah lemari atau di dalam celah dinding, Anda mungkin mendengar suara seperti kertas amplas halus yang digosokkan. Itu adalah suara sisik ular yang bergesekan dengan permukaan kasar saat mereka bermanuver di ruang terbatas.

Langkah Keselamatan yang Perlu Diambil

Jika Anda mendengar salah satu dari suara di atas, sangat disarankan untuk tidak mencari sumber suara sendirian dengan tangan kosong. Berikut tips tambahannya:

Gunakan Pencahayaan: Selalu gunakan senter saat memeriksa area gelap.

Jaga Jarak: Berikan ruang bagi ular untuk melarikan diri; mereka biasanya menyerang hanya jika merasa terpojok.

Hubungi Profesional: Jika ular berada di dalam rumah, segera hubungi petugas pemadam kebakaran (Damkar) atau komunitas relawan reptil terdekat.

Kepekaan terhadap suara-suara ini bukan bertujuan untuk memicu kepanikan, melainkan sebagai langkah mitigasi agar kita dan keluarga tetap aman di lingkungan rumah.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *