USM News
Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM Edukasi Warga Bugangan Terkait Indikasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Semarang (usmnews) – Dikutip dari suarabaru.id Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Semarang (USM) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam pengabdian masyarakat melalui penyelenggaraan kegiatan sosialisasi yang berfokus pada pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Kegiatan yang dilaksanakan pada akhir Desember 2025 ini menyasar warga di lingkungan Kelurahan Bugangan, Semarang, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran kolektif mengenai isu-isu sensitif yang sering kali terjadi di balik pintu rumah tangga namun jarang terungkap ke permukaan.
Dalam pelaksanaannya, sosialisasi ini tidak hanya menjadi ajang penyampaian teori, tetapi juga ruang diskusi yang aman bagi warga, khususnya ibu-ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Para mahasiswa menekankan bahwa pemahaman mengenai KDRT harus dimulai dengan mengenali tanda-tanda awalnya secara dini. Selama ini, masyarakat umum sering kali memiliki persepsi yang sempit bahwa kekerasan hanya terbatas pada kontak fisik yang meninggalkan luka kasat mata. Padahal, cakupan KDRT jauh lebih luas dan mencakup berbagai aspek psikologis dan verbal.

Irnida Terana, yang bertindak sebagai pemapar materi dalam kegiatan tersebut, menjelaskan dengan detail bahwa bentuk kekerasan tidak selalu berupa pukulan atau luka fisik. Dalam presentasinya, ia menyoroti bagaimana tekanan mental, intimidasi, hingga penggunaan kata-kata kasar yang merendahkan martabat pasangan atau anggota keluarga lainnya sudah termasuk dalam kategori kekerasan yang merusak. Sering kali, korban tidak menyadari bahwa mereka sedang berada dalam siklus KDRT karena pelaku membungkus tindakan tersebut dengan dalih mendidik atau karena alasan emosional lainnya. Melalui edukasi ini, diharapkan warga dapat lebih peka dan mampu menarik batasan yang jelas terhadap perlakuan yang tidak semestinya mereka terima.
Respon positif pun datang dari para peserta. Salah satu anggota PKK Kelurahan Bugangan, Chintya, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif para mahasiswa USM ini. Ia mengakui bahwa sebelum mengikuti sosialisasi, wawasannya mengenai KDRT masih terbatas pada kekerasan fisik semata. Namun, setelah mendengar penjelasan dari para narasumber, ia dan rekan-rekan sesama anggota PKK kini menyadari bahwa kesehatan mental dan ketenangan batin dalam keluarga merupakan hak yang harus dilindungi. Menurutnya, pemahaman mengenai bahaya ucapan kasar dan tekanan psikis adalah mata pelajaran penting yang selama ini jarang dibahas secara terbuka di lingkungan mereka.
Kehadiran mahasiswa Ilkom USM di tengah masyarakat ini menunjukkan bahwa peran akademisi sangat krusial dalam menjembatani pengetahuan dengan realitas sosial. Dengan mengangkat isu KDRT, mahasiswa membantu menciptakan ekosistem sosial yang lebih sehat, di mana masyarakat berani untuk saling menjaga dan memberikan dukungan moral jika menemukan adanya indikasi kekerasan di lingkungan sekitar mereka. Antusiasme warga Bugangan menunjukkan bahwa edukasi semacam ini sangat dibutuhkan untuk memutus rantai kekerasan yang sering kali bersifat turun-temurun.

Sebagai penutup, kegiatan ini tidak hanya sukses secara administratif sebagai bagian dari tugas perkuliahan atau pengabdian, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi literasi hukum dan psikologis warga. Diharapkan, setelah sosialisasi ini berakhir, warga Kelurahan Bugangan memiliki keberanian untuk bersuara dan mencari bantuan yang tepat apabila mereka melihat atau mengalami tanda-tanda KDRT, sehingga harmoni dalam rumah tangga dapat benar-benar terwujud tanpa adanya rasa takut dan tekanan.







