Connect with us

International

Latihan Militer Gabungan Filipina-AS di Laut China Selatan: Respons Terhadap Tensi Regional

Published

on

Latihan Militer Gabungan Filipina-AS di Laut China Selatan: Respons Terhadap Tensi Regional

Baca juga berita yang lain : International

MANILA (usmnews) – Pasukan militer Filipina dan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini melakukan latihan militer gabungan yang melibatkan penembakan rudal dan artileri sebagai bagian dari upaya mereka untuk menangkal potensi “invasi” di Laut China Selatan. Latihan perang ini dilakukan di area pantai utara Filipina pada Senin (6/5) waktu setempat, seperti yang dilaporkan oleh AFP.

Latihan militer gabungan ini diselenggarakan hanya beberapa hari setelah pemerintah Filipina mengirimkan protes terhadap otoritas China terkait manuver “berbahaya” kapal-kapal Penjaga Pantai Beijing di perairan regional, khususnya di Laut China Selatan.

Dalam latihan perang tersebut, ribuan tentara melakukan manuver darat, laut, dan udara. Ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya konfrontasi antara kapal China dan Filipina di sekitar perairan dangkal di Laut China Selatan yang diklaim oleh Manila, serta meningkatnya aktivitas udara dan laut Beijing di sekitar Taiwan.

Pasukan AS, seperti yang dilaporkan oleh jurnalis AFP di lokasi, berkumpul di area bukit pasir di pantai barat laut Pulau Luzon, sekitar 400 kilometer sebelah selatan Taiwan. Mereka menembakkan lebih dari 50 peluru howitzer 155 mm ke arah target yang berjarak sekitar 5 kilometer di lepas pantai.

Setelah itu, tentara Filipina menyusul dengan menembakkan serangkaian roket yang bertujuan untuk menghambat para penyerang. Pasukan kedua negara kemudian menyelesaikan latihan mereka dengan menggunakan senapan mesin, rudal Javelin, dan peluru artileri lainnya.

Komandan Pasukan Ekspedisi Marinir Pertama AS, Letnan Jenderal Michael Cederholm, menyatakan bahwa latihan perang tersebut bertujuan “mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk” dengan “mengamankan medan maritim utama”.

“Ini dirancang untuk mengusir invasi,” ujar Cederholm kepada wartawan di lokasi latihan militer tersebut.

Lebih dari 16.700 tentara dari Filipina dan AS terlibat dalam latihan militer bersama tersebut, yang dikenal dengan nama Balikatan atau “bahu-membahu”.

China telah mengklaim sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan, meskipun ada keputusan pengadilan internasional yang menolak klaim Beijing atas wilayah tersebut. Beijing telah mengerahkan ratusan kapal penjaga pantai, kapal angkatan laut, dan kapal lainnya untuk berpatroli dan memiliterisasi perairan tersebut.

Filipina sebelumnya menuduh Penjaga Pantai China merusak sebuah kapal Penjaga Pantai Filipina dan sebuah kapal pemerintah lainnya dalam serangan menggunakan meriam air di sekitar Scarborough Shoal, yang menjadi sengketa dan dikuasai oleh Beijing di Laut China Selatan.

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Latihan Militer Gabungan Filipina-AS di Laut China Selatan: Respons Terhadap Tensi Regional dapat Anda temukan pada International dan di tulis oleh usmnews