Connect with us

Education

Koma: Menghubungkan Masa Depan, Bukan Titik Akhir

Published

on

Jakarta (usmnews) – Koma: Universitas Indonesia menunjukkan komitmen untuk memperbaiki disertasi Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, melalui keputusan kolektif empat organ UI. Rektor UI mengambil langkah aktif dan membina promotor, kopromotor, direktur, serta ketua program studi guna menyelesaikan polemik ini. Bahlil merespons dengan jiwa besar dan menyatakan akan mematuhi setiap keputusan almamaternya. Dengan demikian, UI berharap keputusan yang didasarkan pada kearifan akademik dapat menghentikan perdebatan dan membuka jalan bagi langkah konstruktif.

Koma: Filosofi tersebut menginspirasi pandangan bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Seiring waktu, kita menyadari bahwa pendidikan bukanlah titik akhir, melainkan perjalanan berkelanjutan menuju pencerahan dan perbaikan diri. Oleh karena itu, sanksi akademik harus kita manfaatkan sebagai momentum untuk menumbuhkan kesadaran baru, meski tantangan selalu hadir dalam setiap proses belajar.

Koma: John Dewey, filsuf pendidikan terkemuka, menekankan pentingnya keterlibatan aktif dalam pembelajaran yang mengembangkan individu secara menyeluruh. Selain itu, Paulo Freire mendorong pendidikan agar membebaskan individu dari ketidakmatangan serta meningkatkan kesadaran sosial. Kedua tokoh ini mengajarkan bahwa pendidikan memicu perubahan dan pertumbuhan, bukan sekadar pengumpulan pengetahuan.

Koma: Immanuel Kant mengajarkan bahwa pencerahan bermula dari kemampuan individu menggunakan akal budi secara kritis. Perspektif ini kemudian melebur dalam pendidikan Islam, di mana Nabi Muhammad SAW menekankan belajar seumur hidup sebagai kewajiban. Hadits “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat” menegaskan bahwa proses belajar tak pernah berhenti, melainkan terus berkembang dan memperbaiki diri.

Koma: Dengan langkah-langkah tersebut, kita percaya pendidikan membuka jalan bagi pencerahan dan perbaikan berkelanjutan. Melalui komitmen almamater dan filosofi yang mengutamakan pertumbuhan, kita menanamkan nilai moral, sosial, dan intelektual yang bermanfaat bagi masyarakat. Akhirnya, pendidikan tidak hanya mencetak individu pintar, tetapi juga membentuk manusia berakhlak mulia yang siap memberikan kontribusi positif bagi bangsa.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *