Nasional
Keseruan Saat Direktur PAUD PNF Jadi ‘Guru Dadakan’: Bernyanyi dan Bercerita di TK Lillah

Semarang (usmnews) – Dikutip dari Kompascom Keceriaan dan semangat belajar mewarnai suasana pagi di TK Lillah, Pekanbaru, Riau, pada Jumat (21/11/2025), saat sekolah tersebut menerima kunjungan istimewa dari Suparto, Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (PAUD PNF) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Kunjungan ini tidak sekadar bersifat seremonial atau peninjauan administratif semata, melainkan menjadi momen interaktif di mana sang Direktur mengambil peran langsung sebagai pengajar di hadapan para peserta didik usia dini.Dalam sesi mengajarnya, Suparto menerapkan pendekatan yang hangat dan mendidik. Ia memulai kegiatan dengan mengajak anak-anak berdoa bersama, sebuah langkah awal yang krusial untuk menciptakan suasana kelas yang tenang sekaligus menanamkan nilai spiritualitas.
Tidak berhenti di situ, ia mencairkan suasana melalui sesi ice breaking sebelum masuk ke materi inti, yakni pembacaan buku cerita bergambar berjudul “Selamat Pagi Dina!”. Buku ini dipilih bukan tanpa alasan; kisah di dalamnya memuat pesan moral tentang kedisiplinan dan tanggung jawab, yang merupakan bagian dari sosialisasi nilai-nilai 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH).Suasana kelas semakin hidup ketika Suparto mengajak anak-anak bernyanyi lagu klasik “Lihat Kebunku”. Interaksi ini ditutup dengan pembagian hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi atas antusiasme siswa. Melalui simulasi mengajar ini, Suparto ingin membuktikan bahwa pendidikan usia dini haruslah menjadi proses yang mindful (sadar penuh), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan). Ia menekankan bahwa pengamatan langsung di lapangan adalah cara paling valid untuk mengukur efektivitas kebijakan pendidikan, khususnya dalam aspek numerasi, pengenalan diri, serta interaksi sosial anak.

Kepiawaian Suparto dalam mengajar menuai pujian dari Kepala Sekolah TK Lillah, Sri Gusmayanti. Sri mengaku terkesan dengan kemampuan sang Direktur dalam membangun kedekatan emosional (bonding) dengan anak-anak dalam waktu singkat. Menurutnya, biasanya anak-anak TK cenderung pasif atau malu saat berhadapan dengan orang asing, namun Suparto berhasil mematahkan stigma tersebut. Ia mampu membuat anak-anak terlibat aktif, mulai dari menjawab pertanyaan hingga menuliskan nama dan umur mereka dengan penuh percaya diri.Kunjungan ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Bulan Guru Nasional (BGN) 2025. Suparto menegaskan filosofi kepemimpinannya bahwa seorang birokrat pendidikan tidak boleh hanya duduk di belakang meja. Turun ke lapangan, melihat realitas empiris, dan menyerap aspirasi guru serta siswa adalah energi vital bagi perumusan kebijakan. Ia menutup kunjungannya dengan refleksi mendalam bahwa anak-anak PAUD yang ia temui hari ini adalah fondasi masa depan bangsa, calon-calon pemimpin yang akan memegang kendali pada era Indonesia Emas 2045 mendatang.






