Connect with us

International

Iran ke Trump: Usir Israel ke Greenland, Bukan Warga Gaza

Published

on

Teheran (usmnews) – Pemerintah Iran mengecam gagasan Presiden AS Donald Trump yang ingin menggusur warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyarankan Trump untuk mengusir warga Israel ke Greenland, karena AS pernah ingin membeli wilayah itu.

Dalam wawancara dengan Sky News, Araghchi mengejek rencana Trump yang berpotensi menjadi upaya pembersihan etnis Palestina. Ia menuduh Trump mengabaikan hak asasi manusia dan memperburuk ketegangan regional. “Daripada warga Palestina, usir saja orang Israel ke Greenland. “Mereka bisa membunuh dua burung dengan satu batu,” sindirnya, dikutip dari The New Arab, Sabtu (1/2/2025). Araghchi menegaskan bahwa Iran akan terus mendukung perjuangan Palestina dan menolak kebijakan AS yang merusak stabilitas Timur Tengah.

Trump sebelumnya menyatakan keinginannya untuk “membersihkan” Gaza dari penduduk sipil dan memindahkan mereka ke negara tetangga. Ia bersikeras bahwa Mesir dan Yordania harus menerima warga Gaza, dengan alasan AS telah banyak membantu kedua negara itu. Namun, Mesir dan Yordania menolak usulan tersebut.

Saat ini, lebih dari 2,4 juta warga Gaza kehilangan tempat tinggal akibat serangan Israel yang terus berlanjut. Serangan itu menghancurkan rumah, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur vital, serta menewaskan setidaknya 47.283 orang dalam 15 bulan terakhir. Ribuan lainnya mengalami luka-luka, kelaparan, dan kehilangan akses terhadap layanan medis.

Selain menanggapi isu Palestina, Iran juga memperingatkan AS dan Israel agar tidak menyerang fasilitas nuklirnya. Araghchi menegaskan bahwa Iran akan merespons dengan tegas setiap serangan terhadap fasilitas nuklirnya. Ia memperingatkan bahwa tindakan itu dapat menciptakan bencana besar di kawasan.

Mengenai kemungkinan negosiasi ulang terkait program nuklir Iran, Araghchi menyatakan bahwa kesepakatan kini lebih sulit dibanding tahun 2018. Ia menegaskan bahwa Iran membutuhkan lebih dari sekadar janji kosong untuk kembali berunding. “Kami belum mendengar apa pun selain kata ‘menyenangkan’, dan itu jelas tidak cukup,” tegasnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *