International
Instruktur Ukraina Latih Pemberontak Suriah

Damaskus, (usmnews) – Seorang perwakilan perusahaan militer swasta yang mempelajari penggunaan drone di Suriah mengungkapkan bahwa pemberontak Suriah telah dilatih oleh instruktur asing, termasuk Ukraina. Menurut laporan Sputnik, taktik yang digunakan oleh pemberontak mencerminkan metode yang biasa diterapkan oleh pasukan Ukraina di zona operasi militer khusus.
“Saya dapat berasumsi dengan kepastian 100% bahwa militan dilatih oleh spesialis asing. Taktik penggunaan drone mereka, termasuk operasi malam hari dengan kamera pencitra termal, menunjukkan pengaruh signifikan dari pelatihan tersebut,” ujarnya.
Penggunaan Drone Kamikaze dengan Teknologi Canggih
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa pemberontak Suriah mulai menggunakan drone kamikaze di malam hari, dilengkapi dengan perangkat penglihatan malam atau pencitra termal. Taktik semacam ini merupakan ciri khas yang sering ditemukan dalam operasi militer Ukraina.
CEO Pusat Solusi Tak Berawak Terpadu, Dmitry Kuzyakin, sebelumnya menyatakan bahwa operator drone Ukraina dapat menjadi ancaman global. Ia menyebut bahwa kemampuan mereka dalam mengoperasikan UAV (Unmanned Aerial Vehicles) sangat diminati oleh kelompok teroris internasional dan perusahaan militer swasta setelah konflik di Ukraina berakhir.
Kemajuan Pemberontak di Aleppo dan Hama
Pada 29 November 2024, kelompok bersenjata Hayat Tahrir al-Sham dan sekutu mereka melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan pemerintah Suriah. Dalam waktu singkat, mereka berhasil merebut wilayah Aleppo dan sebagian Hama.
Namun, pada 1 Desember, komando tentara Suriah mengumumkan bahwa pasukan pemerintah telah melancarkan serangan balasan. Sejumlah permukiman yang sebelumnya dikuasai oleh para pemberontak berhasil direbut kembali.
Konflik yang Kian Kompleks
Konflik Suriah yang telah berlangsung sejak 2011 semakin menunjukkan kompleksitasnya dengan keterlibatan aktor asing dan adopsi teknologi canggih di medan perang. Pengaruh pihak eksternal, seperti pelatihan yang dilakukan oleh instruktur Ukraina, semakin memperumit upaya penyelesaian konflik di kawasan tersebut.
Ketegangan ini memperlihatkan dampak global dari konflik regional, yang berpotensi memicu instabilitas lebih luas di Timur Tengah.