Business
Harga Minyak Anjlok Lebih dari 2 Persen Akibat Kekhawatiran Permintaan di China
JAKARTA (usmnews) – Harga minyak dunia mengalami penurunan tajam lebih dari 2 persen pada Rabu (25/9). Berdasarkan laporan Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun sebesar US$1,71 atau 2,27 persen, menjadi US$73,46 per barel. Di sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan signifikan sebesar US$1,87 atau 2,61 persen, menjadi US$69,69 per barel.
Analis menyatakan, kejatuhan harga minyak ini terutama dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi penurunan permintaan minyak di China. Meskipun pemerintah China baru-baru ini mengumumkan paket insentif untuk mendorong kegiatan ekonomi, pasar masih meragukan efektivitasnya.
“Masih ada ketidakpastian bahwa dukungan fiskal yang lebih kuat diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap ekonomi China. Keraguan ini menciptakan ketidakpastian tentang pertumbuhan permintaan minyak yang berkelanjutan, yang akhirnya menekan harga minyak mentah,” ujar George Khoury, kepala pendidikan dan penelitian global di CFI Financial Group.
Selain faktor China, redanya gangguan pasokan minyak dari Libya turut menekan harga. Gangguan tersebut sempat terjadi akibat perselisihan mengenai kendali bank sentral dan pendapatan minyak antara berbagai faksi di Libya. Namun, setelah tercapainya kesepakatan untuk proses penunjukan gubernur bank sentral, produksi dan ekspor minyak Libya diperkirakan akan pulih.
“Penyelesaian krisis bank sentral Libya akan memulihkan pasokan minyak secara signifikan, sementara gangguan produksi minyak AS di Teluk hanya bersifat sementara,” jelas Clay Seigle, seorang ahli strategi energi.
Meski demikian, penurunan harga minyak sedikit tertahan oleh menurunnya pasokan dari Amerika Serikat, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia, serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang turut menopang harga minyak di pasar global.
Dikutip dari laman CNN Indonesia