Blog

Hadapi Cuaca Ekstrem, Dokter RSUI Sarankan Pola Makan Seimbang Untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Published

on

semarang (usmnews) – Kondisi cuaca yang tidak menentu dan cenderung ekstrem, seperti periode curah hujan yang sangat tinggi, bencana banjir, musim kemarau panjang yang memicu kekeringan, serta gelombang panas (sengatan panas), telah diidentifikasi sebagai ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Perubahan iklim yang drastis ini berdampak langsung secara negatif terhadap kesejahteraan manusia, menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran berbagai penyakit.

Secara khusus, kondisi cuaca ekstrem ini meningkatkan risiko wabah penyakit di tengah populasi. Penyakit yang ditularkan melalui vektor, seperti nyamuk atau hewan pengerat, menunjukkan peningkatan signifikan. Misalnya, curah hujan tinggi yang menyebabkan banyak genangan air menjadi lokasi sempurna bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak, sehingga meningkatkan penularan demam berdarah (DBD) dan chikungunya.

Sementara itu, banjir memudahkan penyebaran leptospirosis, penyakit berbahaya yang ditularkan melalui urine tikus yang mengkontaminasi genangan air.Selain ancaman dari vektor, penyakit yang dipicu oleh pencemaran air (water-borne diseases) juga berpeluang besar untuk melonjak. Banjir sering kali menyebabkan kontaminasi silang antara sumber air bersih (seperti sumur) dengan air limbah atau kotoran, sehingga bakteri patogen menyebar.

Akibatnya, penyakit pencernaan akut seperti diare, disentri, dan demam tifoid (tifus) menjadi lebih umum terjadi di wilayah yang terdampak.Menghadapi situasi ini, memperkuat sistem kekebalan tubuh menjadi sebuah keharusan. Hal ini ditegaskan oleh dr. Faisal Parlindungan, M.Ked(PD), Sp.PD,K-R, seorang dokter spesialis penyakit dalam yang berpraktik di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Dalam keterangannya, beliau menekankan bahwa masyarakat perlu secara proaktif mempersiapkan diri agar tidak mudah jatuh sakit.Menurut dr. Faisal, kunci utama untuk membangun benteng pertahanan tubuh yang kokoh terletak pada asupan nutrisi harian. Beliau menyoroti pentingnya konsumsi makanan yang sehat dengan komposisi gizi yang seimbang.

Ini berarti memastikan bahwa tubuh mendapatkan pasokan karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang cukup dan proporsional setiap harinya. Pola makan yang seimbang inilah yang akan memberikan “bahan bakar” bagi sel-sel imun untuk berfungsi secara optimal, melawan infeksi, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa selain dari makanan pokok, penting juga untuk cermat dalam menyiapkan asupan makanan serta mempertimbangkan penggunaan suplemen. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam kondisi stres lingkungan akibat cuaca ekstrem, tubuh mungkin memerlukan dukungan nutrisi tambahan untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan demikian, adaptasi pola makan menjadi strategi vital untuk melindungi diri dari dampak buruk kesehatan yang diakibatkan oleh anomali cuaca.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version