Lifestyle
Gluten Picu Kekurangan Nutrisi pada Penderita Celiac

Jakarta (usmnews) — Dr. Lucy Widasari menyebut konsumsi gluten pada penderita celiac dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Dokter lulusan UNHAS itu menjelaskan, konsumsi gluten berulang pada penderita celiac dapat merusak vili usus halus yang menyerap nutrisi.
“Kerusakan tersebut menghambat penyerapan zat gizi seperti zat besi, vitamin B12, kalsium, dan folat. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan malabsorpsi atau gangguan penyerapan kronis,” ujar Lucy di Jakarta, Sabtu.
Lucy menambahkan, penderita celiac atau individu sensitif terhadap gluten berisiko mengalami anemia, kekurangan vitamin, hingga gangguan pertumbuhan. “Ketika usus rusak, penyerapan zat gizi terganggu. Akibatnya tubuh kekurangan zat besi, berat badan turun, bahkan pertumbuhan anak bisa terhambat,” katanya.
Ia menambahkan, komplikasi seperti osteoporosis, infertilitas, kerusakan saraf, dan kelelahan kronis dapat muncul akibat gangguan penyerapan nutrisi.
Selain itu, reaksi akut juga dapat terjadi segera setelah mengonsumsi gluten, misalnya nyeri perut, diare, kembung, mual, muntah, atau reaksi alergi pada kasus alergi gandum. “Gejala seperti kembung, nyeri, kelelahan, gangguan mood, hingga ‘brain fog’ (sulit konsentrasi) dapat menurunkan kualitas hidup,” tambahnya.
Lucy memaparkan sumber umum gluten, di antaranya gandum dan turunannya seperti tepung terigu, gandum utuh, spelt, kamut, dan farro. Gluten juga terdapat pada barley (jelai), berbagai produk tepung seperti roti, kue, biskuit, donat, serta pasta dan sereal yang berbahan dasar gandum atau barley.
Ia juga mengingatkan bahaya kontaminasi silang (cross-contamination), yakni ketika makanan bebas gluten tercemar tepung atau debu gluten dari alat dapur yang sama.
Lebih lanjut, Lucy menekankan pentingnya mengenali gejala setelah mengonsumsi makanan yang seharusnya bebas gluten, seperti nyeri atau kram perut, kembung, diare, konstipasi, mual, muntah, atau kehilangan nafsu makan. Gejala umum lain meliputi kelelahan berlebihan, sakit kepala, nyeri sendi, kesemutan, hingga ruam dan gatal pada kulit.
Menurut Lucy, reaksi alergi gandum biasanya muncul cepat, dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah konsumsi. Sementara pada sensitivitas non-celiac, gejala bisa muncul beberapa jam hingga dua hari kemudian.
“Gluten biasanya keluar dari tubuh dalam satu hingga dua hari, tetapi efeknya bisa bertahan lebih lama. Tingkat keparahan gejala tergantung pada reaksi tubuh masing-masing individu,” jelas Lucy.