Connect with us

Business

Fluktuasi Harga Emas, Batu Bara, dan CPO di Tengah Fokus Investor pada Data Ekonomi AS

Published

on

Fluktuasi Harga Emas, Batu Bara, dan CPO di Tengah Fokus Investor pada Data Ekonomi AS

Baca juga berita yang lain : Business

JAKARTA (usmnews) – Harga komoditas menunjukkan variasi yang menarik di tengah perhatian investor pada data ekonomi Amerika Serikat (AS). Emas, batu bara, dan minyak kelapa sawit (CPO) menunjukkan tren yang berbeda pada perdagangan terbaru.

Harga Emas: Kenaikan Tipis di Tengah Pelemahan Dolar

Pada perdagangan Kamis (25/7/2024), harga emas di pasar spot menguat tipis sebesar 0,08% ke level US$2.399,71 per troy ounce pada pukul 06.53 WIB. Namun, harga emas Comex kontrak Desember 2024 justru melemah 0,68% ke level US$2.447,20 per troy ounce pada pukul 06.41 WIB.

Peningkatan harga emas pada hari Rabu (24/7) didorong oleh pelemahan dolar AS. Investor kini tengah menanti data ekonomi AS minggu ini yang diprediksi dapat memberikan sinyal lebih jelas mengenai potensi penurunan suku bunga. Soni Kumari, ahli strategi komoditas ANZ, menyatakan bahwa pandangan jangka menengah hingga panjang untuk emas tetap positif. “Kami memprediksi adanya dua kali pemotongan suku bunga tahun ini yang dimulai sejak September, sementara ketegangan geopolitik akan terus mendukung emas sebagai investasi aman,” ungkapnya.

Kampanye pemilu AS juga turut menjadi perhatian, terutama dengan prediksi Kamala Harris sebagai calon dari Partai Demokrat yang akan menghadapi Donald Trump dari Partai Republik. Selain itu, India juga telah memangkas bea masuk impor emas dan perak dari 15% menjadi 6%, yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan fisik emas pada paruh kedua tahun 2024.

Harga Batu Bara: Kenaikan Tipis di Pasar Global

Harga batu bara menunjukkan penguatan pada perdagangan Rabu (24/7). Kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle naik 0,04% ke level US$134,75 per metrik ton, sementara kontrak Agustus 2024 menguat 0,25% ke level US$138,55 per metrik ton.

Badan Energi Internasional (EIA) menyebutkan bahwa permintaan batu bara global diperkirakan tetap stabil pada 2024 dan 2025, meskipun ada peningkatan permintaan listrik di beberapa negara ekonomi utama yang mengimbangi ekspansi cepat dalam tenaga surya dan angin. Penggunaan batu bara global pada tahun lalu naik 2,6%, didorong oleh pertumbuhan di China dan India. “Permintaan batu bara kemungkinan akan tetap datar hingga 2025, berdasarkan kebijakan dan tren pasar saat ini,” jelas Keisuke Sadamori, direktur pasar dan keamanan energi EIA.

Harga CPO: Pelemahan Akibat Prediksi Produksi yang Lebih Tinggi

Di sisi lain, harga CPO berjangka mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Rabu (24/7). Kontrak Oktober 2024 turun 43 poin ke 3.926 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia, sementara kontrak Agustus 2024 melemah 20 poin ke level 3.992 ringgit per ton.

David Ng, pedagang minyak sawit, menyatakan bahwa pasar mengantisipasi produksi yang lebih tinggi pada bulan ini, menyusul data dari South Palm Oil Manufacturer Association (SPPOMA) yang menunjukkan kenaikan produksi. Produksi di Semenanjung Malaysia selatan meningkat 17,8% pada periode 1-20 Juli 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. “Kami melihat support di RM3.850 dan resistensi di RM4.000,” ujarnya.

Secara keseluruhan, fluktuasi harga komoditas ini mencerminkan dinamika pasar global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan ekonomi hingga produksi dan permintaan di negara-negara utama.

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Fluktuasi Harga Emas, Batu Bara, dan CPO di Tengah Fokus Investor pada Data Ekonomi AS dapat Anda temukan pada Business dan di tulis oleh Mikhael

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *