International

Disambut Meriah dengan Australia, Kunjungan Prabowo ke Australia Perkuat Komitmen Pertahanan Bilateral

Published

on

Semarang(Usmnews)- Dikutip dari cnnindonesia.com Kunjungan kenegaraan yang dilakukan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, ke Australia pada hari Rabu, 12 November, menandai langkah signifikan dalam hubungan bilateral kedua negara. Presiden Prabowo diterima secara hangat oleh Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dalam sebuah upacara penyambutan yang meriah dan memiliki sentuhan personal yang unik.‎‎

Secara khusus, penyambutan tersebut menyertakan alunan musik bagpipes. Pilihan instrumen tiup yang sangat identik dengan tradisi Britania Raya ini rupanya bukan kebetulan. Presiden Prabowo, yang tampak sangat menikmati suguhan tersebut, mengapresiasi perhatian PM Albanese terhadap detail personal ini.

‎‎Dalam siaran langsung yang ditayangkan oleh Sekretariat Presiden melalui kanal Youtube, terekam momen ketika Presiden Prabowo menyampaikan pidato singkatnya. Ia secara terbuka memuji keramahtamahan dan kecerdasan PM Albanese dalam mempersiapkan sambutan. “Terima kasih banyak telah menerima saya dengan begitu meriah,” ujar Prabowo. Dengan nada bersahabat dan sedikit tawa, ia menambahkan, “Saya rasa anda sangat cerdas, dan anda tahu saya menyukai musik bagpipe, dan hari ini saya disambut dengan bagpipe. Terima kasih banyak.

“‎‎Momen simbolis pertemuan ini, termasuk pidato singkat dari kedua pemimpin, berlangsung di lokasi yang strategis, yakni di atas Kapal HMAS Canberra. Setelah menyampaikan pernyataan masing-masing, kedua pemimpin negara tersebut saling berjabat tangan erat dan berkumpul bersama, menegaskan komitmen persahabatan yang sedang diperkuat.‎‎

Fokus pada Keselamatan dan Stabilitas Kawasan‎Agenda utama di balik pertemuan tingkat tinggi ini adalah pembahasan serius mengenai keamanan regional. Kedua negara dilaporkan berada dalam tahap akhir untuk menyelesaikan sebuah perjanjian penting yang berfokus pada aspek pertahanan (defense) dan keselamatan (safety) bersama.‎‎

Perdana Menteri Anthony Albanese, dalam pernyataannya, menekankan urgensi dari kesepakatan ini. Menurutnya, perjanjian tersebut merupakan representasi strategi terbaik bagi Australia dan Indonesia untuk bertindak secara kolektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Lebih jauh, Albanese menegaskan bahwa pakta ini bukan sekadar pembaruan rutin, melainkan sebuah tonggak sejarah yang menandai dimulainya “era baru” dalam hubungan strategis kedua negara tetangga ini.‎‎

Presiden Prabowo Subianto mengamini pandangan tersebut. Ia menegaskan kembali komitmen kuat Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini demi meningkatkan level persahabatan yang sudah ada. “Kami berkomitmen untuk menjaga hubungan baik, untuk meningkatkan dan memastikan keselamatan negara-negara kami. Saya rasa itulah tujuan kami,” tegas Prabowo, seperti dikutip dari siaran yang sama.‎‎

Prabowo juga membagikan filosofi yang mendasari kebijakan luar negerinya, yakni pentingnya membangun hubungan dengan “rekan-rekan yang baik” (good colleagues). Ia mengilustrasikan prinsip ini dengan mengacu pada kearifan budaya Indonesia. “Dalam budaya Indonesia,” jelasnya, “apabila kita berhadapan dengan ketakutan, saudara yang baik akan membantu.” Pernyataan ini menyiratkan posisi Australia sebagai mitra dekat yang esensial bagi Indonesia.‎‎

Sebagai langkah tindak lanjut yang konkret, PM Albanese mengumumkan rencananya untuk melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. Menanggapi undangan dari Presiden Prabowo, kunjungan tersebut diharapkan dapat terlaksana pada bulan Januari tahun depan, dengan agenda utama penandatanganan perjanjian baru ini secara resmi, setelah seluruh proses domestik di masing-masing negara telah selesai dirampungkan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version