Lifestyle
Cara Deteksi Dini Kanker Payudara agar Bisa Sembuh Lebih Cepat
Jakarta (usmnews) – Setiap bulan Oktober, dunia memperingati Breast Cancer Awareness Month atau Bulan Kesadaran Kanker Payudara. Momen ini mengajak perempuan di seluruh dunia untuk lebih peduli terhadap kesehatannya, terutama dalam mendeteksi kanker payudara sedini mungkin.
Kanker payudara masih menempati posisi teratas sebagai jenis kanker terbanyak yang menyerang perempuan di seluruh dunia. Namun, kabar baiknya, peluang sembuh bisa sangat tinggi jika perempuan mendeteksinya sejak dini.
“Deteksi dini adalah kunci utama. Kita bisa menangani kanker sebelum menyebar, sehingga pengobatan menjadi lebih efektif,” ujar Dr. Sonar Soni Panigoro, Dokter Konsultan Bedah Onkologi dari Eka Hospital BSD, Selasa (7/10).
Kenali Cara Deteksi Dini Kanker Payudara
Dr. Sonar menekankan pentingnya memeriksa payudara secara rutin. Ia menjelaskan tiga metode utama untuk mendeteksi kanker sejak dini:
- SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Perempuan bisa melakukan pemeriksaan ini sebulan sekali, idealnya setelah menstruasi. Dengan mengenali tekstur normal payudara, mereka bisa lebih cepat menyadari adanya perubahan seperti benjolan. - SADANIS (Pemeriksaan Klinis oleh Tenaga Kesehatan)
Dokter atau bidan sebaiknya memeriksa payudara perempuan setahun sekali, bahkan ketika belum muncul gejala. - Mammogram dan USG Payudara
Pemeriksaan pencitraan ini sangat penting, terutama bagi perempuan berusia di atas 40 tahun atau yang memiliki faktor risiko tinggi. Mammogram dapat mendeteksi benjolan kecil yang belum terasa saat diraba.
“Banyak pasien baru datang saat sudah merasakan benjolan atau nyeri. Padahal, seharusnya pemeriksaan dilakukan sebelum muncul gejala,” tegas Dr. Sonar.
Waspadai Gejala Sejak Dini
Dr. Sonar mengimbau perempuan untuk segera berkonsultasi ke dokter jika menemukan tanda-tanda berikut:
- Benjolan keras yang tidak hilang setelah menstruasi
- Perubahan ukuran atau bentuk salah satu payudara
- Kulit payudara menebal, mengerut, atau tampak seperti kulit jeruk
- Puting tertarik ke dalam atau mengeluarkan cairan abnormal (terutama berdarah)
- Kemerahan atau pembengkakan yang tak kunjung reda
Ketahui Faktor Risikonya
Meskipun semua perempuan berisiko terkena kanker payudara, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan kemungkinan:
- Jenis kelamin dan usia
- Riwayat keluarga dengan kanker
- Mutasi genetik (seperti BRCA1 dan BRCA2)
- Riwayat reproduksi (menstruasi terlalu dini, menopause terlambat, belum pernah melahirkan)
- Gaya hidup tidak sehat (obesitas, jarang olahraga, konsumsi alkohol berlebih)
Pasien Tak Perlu Panik
Jika dokter mendiagnosis kanker payudara, pasien tak perlu langsung panik. Dr. Sonar menjelaskan bahwa dunia medis kini mengandalkan pendekatan multidisiplin, yang melibatkan berbagai spesialis untuk menyusun rencana perawatan paling tepat bagi tiap pasien.
Pilihan pengobatan mencakup:
- Operasi
- Radioterapi
- Kemoterapi
- Terapi hormon
- Terapi target
“Kami menangani pasien secara tim agar bisa memberikan pengobatan yang paling efektif dan personal,” pungkas Dr. Sonar.