Connect with us

Education

Buah Klimaterik Serta Proses Pematangan dan Contohnya

Published

on

buah klimaterik

usmtv.id (usmnews) – Buah klimaterik adalah jenis buah yang dapat mengalami proses pematangan setelah dipetik, karena adanya peningkatan produksi etilen. Menurut buku Ilmu Bahan Makanan (2020), buah dipanen saat masih belum matang sepenuhnya, dan kemudian dapat diperam hingga mencapai kematangan yang diinginkan. Proses pematangan ini dipengaruhi oleh produksi etilen yang terjadi secara endogen dalam buah tersebut. Sebagai contoh, seperti alpukat dan mangga dapat menjadi matang setelah dipetik.

Buah-buahan merupakan bagian penting dari pola makan sehari-hari, tidak hanya karena rasa dan kandungan gizinya, tetapi juga karena karakteristik uniknya dalam proses pematangan. Dalam klasifikasi botani, buah-buahan dapat dibedakan menjadi dua jenis utama berdasarkan cepat atau tidaknya proses pematangan atau pembusukan: buah klimaterik dan nonklimaterik.

Buah klimaterik memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari buah nonklimaterik:

  1. Respirasi Tinggi: Memiliki tingkat respirasi yang tinggi, yang mengakibatkan produksi etilen yang lebih besar. Hal ini mempercepat proses pematangan dan membuat buah lebih cepat matang setelah dipetik.
  2. Perubahan Fisik dan Kimia: Proses pematangan ditandai dengan perubahan fisik dan kimia yang terjadi. Warna buah menjadi lebih cerah, tekstur menjadi lebih lembut, dan rasa menjadi lebih manis karena pati dalam buah terurai menjadi glukosa.
  3. Respons Terhadap Etilen: Hanya bereaksi terhadap etilen selama fase pematangan atau sebelumnya. Setelah mencapai tahap tertentu dalam proses pematangan, buah kehilangan respons terhadap etilen.
  4. Kerentanan Terhadap Pembusukan: Karena proses pematangan yang cepat, cenderung lebih rentan terhadap pembusukan jika tidak disimpan atau dikonsumsi dengan cepat setelah dipetik.

Beberapa contoh buah klimaterik yang umum dikonsumsi meliputi:

  1. Alpukat: Buah alpukat tidak dapat mencapai kematangan optimal di pohon dan harus dipetik untuk mengalami proses pematangan.
  2. Durian: Buah durian memiliki tingkat respirasi tinggi, yang membuatnya cepat membusuk setelah mencapai kematangan.
  3. Jambu Biji: Buah jambu biji mengalami peningkatan laju respirasi dan proses pematangan setelah dipetik.
  4. Mangga: Mangga termasuk buah klimaterik yang ditandai dengan peningkatan produksi CO2 yang mendadak sebelum pematangan.
  5. Nangka: Nangka juga dapat matang setelah dipetik dari pohonnya.

Selain lima buah di atas, masih ada banyak contoh buah klimaterik lainnya, seperti apel, pepaya, pisang, sawo, sirsak, stroberi, dan tomat. Kesemuanya memiliki karakteristik pematangan yang serupa dan menjadi bagian penting dari berbagai budaya kuliner di seluruh dunia.

Buah klimaterik memainkan peran penting dalam pola makan manusia, tidak hanya sebagai sumber nutrisi tetapi juga sebagai bagian dari proses pematangan yang menarik. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik dan contohnya, kita dapat menghargai nilai gizi dan kelezatan buah-buahan ini, serta mengelola penyimpanan dan konsumsi mereka dengan lebih efektif.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *