Tech
Biaya Internet Tinggi, Hashim Sebut Dampaknya ke Ekonomi

Jakarta (usmnews) – Akses internet yang cepat dan terjangkau memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hashim Djojohadikusumo menyatakan pemerataan akses internet dapat dorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Riset McKinsey menunjukkan konektivitas terjangkau bisa tingkatkan ekonomi 0,7-1,3 persen untuk setiap 10 persen populasi yang terhubung.
Hal ini sangat relevan dengan target pemerintah Indonesia yang berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam beberapa tahun mendatang. Menurut Hashim, dengan eksekusi yang baik terhadap rencana pembangunan, Indonesia bisa melampaui target tersebut. Dia menyebutkan, “the proof of the pudding is in the execution,” yang berarti hasil tergantung pada pelaksanaan efektif. Dia optimistis Indonesia akan meraih pertumbuhan lebih tinggi jika menjalankan rencana dengan baik.
Untuk mewujudkan potensi ini, kita harus segera menyelesaikan masalah harga internet yang masih relatif mahal. Dengan demikian, solusi ini sangat penting untuk mendorong kemajuan yang lebih cepat. Berdasarkan laporan Digital 2025 Global Overview, harga internet fixed broadband di Indonesia tercatat sekitar US$0,41 (Rp 6.707) per Mbps, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan harga internet ke-12 tertinggi di dunia. Hal ini sangat membebani masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di wilayah terpencil atau kurang berkembang.
Di kawasan Asia Tenggara, beberapa negara sudah menawarkan harga internet yang lebih murah. Misalnya, Filipina hanya mematok harga US$0,14 (Rp 2.290) per Mbps, sementara Thailand dan Vietnam menawarkan harga lebih murah lagi, masing-masing US$0,02 (Rp 327) per Mbps dan US$0,04 (Rp 654) per Mbps. Dengan harga internet yang lebih terjangkau, negara-negara tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup warganya serta mempercepat transformasi digital di berbagai sektor.
Uni Emirat Arab mencatatkan harga internet termahal di dunia, US$4,31 (Rp 70.511) per Mbps, sementara Rumania tercatat terendah, US$0,01 (Rp 163) per Mbps. Di Asia Tenggara, Singapura menetapkan harga tinggi, US$21,32 (Rp 348.795) per paket, jauh lebih mahal daripada Indonesia yang tercatat US$12 (Rp 196.320).
Indonesia menawarkan harga internet yang lebih murah dibandingkan Filipina dan Malaysia. Namun demikian, harga internet yang terjangkau tetap akan sangat berpengaruh terhadap daya saing ekonomi Indonesia di pasar global. Sebagai hasilnya, akses internet yang lebih murah dapat memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan. Hashim menekankan bahwa akses internet terjangkau memberi Indonesia peluang besar mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kualitas hidup.