Nasional

Bahlil Dukung Pelibatan TNI untuk Lindungi Aset Strategis Nasional

Published

on

Jakarta (usmnews) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, memberikan penjelasan terkait rencana pelibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pengamanan industri-industri strategis milik negara. Ia menilai keterlibatan tersebut merupakan langkah penting untuk memastikan seluruh aset nasional yang bernilai strategis tetap terlindungi dari berbagai potensi ancaman.

Menurut Bahlil, seluruh institusi negara, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab bersama dalam menjaga stabilitas dan keamanan aset yang berkaitan erat dengan kepentingan nasional. Kolaborasi antara kementerian, lembaga sipil, dan aparat keamanan dinilai perlu terus diperkuat agar negara tidak kecolongan menghadapi ancaman yang dapat merugikan masyarakat.

Dalam pernyataannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, ia menegaskan bahwa penggunaan aparat keamanan seperti TNI dan Polri sangat relevan, terutama dalam menghadapi risiko sabotase atau gangguan terhadap fasilitas vital negara. Karena itu, menurut Bahlil, keterlibatan aparat keamanan adalah bentuk langkah preventif yang perlu ditempuh pemerintah agar keamanan instalasi strategis tetap terjaga.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin juga mengumumkan bahwa TNI resmi diterjunkan untuk menjaga sejumlah industri strategis nasional, termasuk kilang minyak dan terminal Pertamina. Ia menjelaskan bahwa penempatan TNI tidak hanya ditujukan untuk menjaga keutuhan wilayah, tetapi juga untuk memastikan kepentingan nasional tetap terlindungi. Industri strategis seperti kilang dan terminal energi dinilai memiliki keterkaitan langsung dengan kedaulatan negara.

Dalam konferensi pers setelah rapat dengan Komisi I DPR, Sjafrie menegaskan bahwa langkah pengamanan tersebut memiliki dasar hukum yang jelas. Ia menyebut bahwa tugas penjagaan instalasi penting negara merupakan bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP), yang juga tercantum dalam revisi Undang-Undang TNI.

Lebih jauh, Sjafrie menjelaskan bahwa pengamanan aset strategis akan menjadi salah satu tugas utama Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP), unit baru yang saat ini sedang diperluas ke seluruh wilayah Indonesia. Hingga kini, lebih dari 100 BTP telah terbentuk, dan pemerintah menargetkan pembentukan tambahan sekitar 150 batalyon setiap tahun.

Ia meyakini bahwa dengan pengamanan terstruktur ini, berbagai industri strategis – termasuk fasilitas Pertamina – dapat beroperasi secara optimal, aman, dan berkelanjutan. Pada akhirnya, hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan rakyat sekaligus memperkuat kedaulatan negara.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version