International
Abbas: Tidak Akan Ada Keadilan Jika Palestina Tak Dibebaskan

Seruan Tegas Mahmoud Abbas di Sidang Umum PBB: Keadilan dan Perdamaian Mustahil Tanpa Kemerdekaan PalestinaPresiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan pidato yang sangat tegas di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada Kamis, 25 September 2025, yang menyatakan bahwa tidak akan ada perdamaian yang abadi dan keadilan sejati jika Palestina belum dibebaskan.
Dalam general debate forum internasional tersebut, Abbas menegaskan, “Perdamaian tidak akan tercapai jika keadilan tidak tercapai, dan tidak akan ada keadilan jika Palestina tidak dibebaskan.”Abbas menyuarakan aspirasi mendasar rakyat Palestina, yaitu keinginan untuk hidup dalam kebebasan, keamanan, dan kedamaian, sama seperti masyarakat di negara merdeka dan berdaulat lainnya.
Ia memimpikan sebuah negara sipil modern yang bebas dari kekerasan, persenjataan, dan ekstremisme, sebuah negara yang menjunjung tinggi hukum, menghormati hak asasi manusia, serta berinvestasi pada pengembangan sumber daya manusia, teknologi, dan pendidikan, alih-alih pada perang dan konflik.

Perjuangan Damai dan Komitmen untuk BertahanPresiden Abbas menyatakan bahwa, meskipun komunitas internasional telah berupaya, rakyat Palestina masih belum sepenuhnya terbebas dari pendudukan dan penahanan oleh Israel. Ia menuduh Israel terus mengingkari hak-hak dasar rakyat Palestina, serta melakukan tindakan ketidakadilan, penindasan, dan agresi yang berkelanjutan.
Meskipun demikian, Abbas menegaskan komitmennya untuk terus maju dengan perjuangan yang damai, legal, dan diplomatis demi mendapatkan hak-hak mereka yang sah.Ia menyampaikan pesan keteguhan dan keyakinan bahwa Palestina pasti akan meraih kemerdekaan sepenuhnya.
“Fajar kebebasan akan muncul dan bendera Palestina akan berkibar tinggi di langit kami sebagai simbol martabat, keteguhan, dan kebebasan dari belenggu pendudukan,” ujarnya penuh optimisme.Lebih lanjut, Abbas menekankan bahwa rakyat Palestina memiliki ikatan yang kuat dengan tanah air mereka dan tidak akan pernah meninggalkannya.

Ia menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibu kota abadi Palestina. Dengan metafora yang kuat, Abbas menggambarkan rakyatnya sebagai pihak yang “tetap berakar seperti pohon zaitun, kokoh seperti batu karang.” Ia bertekad bahwa rakyat Palestina akan bangkit dari puing-puing, membangun kembali, dan mengirimkan pesan harapan, kebenaran, dan keadilan dari tanah suci, serta membangun jembatan perdamaian yang adil bagi seluruh kawasan dan dunia.Penolakan Visa dan Kehadiran Daring di PBBMenariknya,
Presiden Abbas terpaksa berpidato di SMU PBB secara daring karena visanya ditolak oleh Pemerintah Amerika Serikat. AS beralasan penolakan tersebut dilakukan karena Otoritas Palestina dianggap telah merusak upaya perdamaian yang sedang berlangsung. Meskipun demikian, Majelis Umum PBB menunjukkan dukungan kuatnya terhadap Palestina dengan menggelar pemungutan suara. Hasilnya, disepakati bahwa Mahmoud Abbas tetap dapat berpartisipasi dan menyampaikan pidatonya di SMU PBB melalui mekanisme daring, memastikan suaranya tetap terdengar di forum global.Canvas