Lifestyle
Gaslighting: Bentuk Manipulasi yang Merusak Hubungan

(usmnews) – Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi yang sering terjadi dalam hubungan. Pelaku gaslighting, yang dikenal sebagai gaslighter, menggunakan berbagai teknik untuk membuat korban meragukan pikiran, ingatan, dan realitas mereka sendiri. Dampak jangka panjang dari gaslighting bisa sangat merusak, termasuk menurunkan harga diri korban, menyulitkan mereka dalam mengambil keputusan, dan mengganggu kemampuan mereka untuk menjaga hubungan yang sehat. Jika dibiarkan, perilaku gaslighting dapat membuat hubungan menjadi tidak sehat dan beracun.
Ciri-Ciri Gaslighter
- Semakin Gencar Berbohong Tidak semua kebohongan menandakan perilaku gaslighting. Namun, jika seseorang terus berbohong dan melakukan tekanan mental untuk mempertahankan klaimnya, ini bisa menjadi tanda gaslighting. Menurut terapis pasangan Caleb Birkhoff, LMFT, ketika dihadapkan dengan kesalahan mereka, pelaku gaslighting cenderung berbicara berputar-putar, membuat korban berpikir dan kembali menyalahkan diri sendiri. “Mereka cenderung berbicara berputar-putar, mencoba menciptakan narasi yang meyakinkan untuk membenarkan apa yang telah dituduhkan kepada mereka, atau mengalihkan kesalahan kepada orang lain,” jelas Birkhoff.
- Mengisolasi Korban Birkhoff mengungkap bahwa pelaku gaslighting sering mencoba mengisolasi pasangan dari teman, keluarga, dan kerabat lainnya. Taktik ini bertujuan agar korban tidak menyadari perlakuan gaslighting dan tidak mendapatkan pengaruh dari orang lain yang mungkin ingin menolongnya. Akibatnya, korban menjadi lebih sulit menyadari bahwa hubungan tersebut tidak normal atau tidak sehat. “Salah satu strategi paling merusak yang menyertai isolasi adalah bahwa mereka akan meminta kamu menjauhi orang lain. Keberhasilannya akan lebih tinggi jika kamu memutuskan untuk menarik diri dari orang-orang sekitar yang mendukungmu,” ujarnya.
- Melakukan Triangulasi Hubungan Menurut Avigail Lev, PsyD, terapis berlisensi dan direktur di Bay Area CBT Center, pelaku gaslighting sering mengarang konflik antara dua individu yang saling bertentangan. Kebiasaan ini menciptakan perpecahan dalam hubungan, sehingga membuat semua orang yang terlibat bergantung pada perantara, yaitu pelaku gaslighting. “Menggunakan orang lain untuk menimbulkan kecemburuan, rasa tidak aman, atau keraguan adalah tanda khas gaslighting,” tutur Lev.
- Pelaku Seolah-Olah Menjadi Korban Gaslighter ingin membuat pasangannya merasa bersalah atas apa yang sebenarnya ia lakukan. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menciptakan narasi seolah-olah dirinya adalah korban. Dengan cara ini, gaslighter mencoba membalikkan fakta dan membuat korban merasa bersalah. Tindakan gaslighting dapat sangat merusak mental dan emosional korban. Penting untuk mengenali tanda-tanda ini dan mencari bantuan jika merasa menjadi korban gaslighting. Terapi dan dukungan dari orang-orang terpercaya dapat membantu memulihkan kepercayaan diri dan kesehatan mental korban.
Continue Reading