Connect with us

International

Ketegangan di Filipina: Sentimen Anti-China dan Ketakutan di Komunitas Tionghoa

Published

on

Ketegangan di Laut China Selatan Memanas, Sentimen Anti-China Meningkat di Filipina

Baca juga berita yang lain : International

MANILA (usmnews) – Ketegangan terkait sengketa wilayah Laut China Selatan antara Beijing dan Manila semakin memanas, memicu gelombang sentimen anti-China yang kian menguat di Filipina. Komunitas etnis Tionghoa di negara tersebut, meskipun memiliki kewarganegaraan Filipina, mulai merasakan ketakutan akan kemungkinan menjadi sasaran kemarahan masyarakat pribumi.

Filipina, yang menjadi tempat tinggal bagi 1,2 juta Tionghoa atau Tsinoy, telah menyaksikan meningkatnya gelombang Sinofobia. Ini tercermin dari atmosfer yang terasa di kalangan Tionghoa lokal setelah ketegangan terkait sengketa di Second Thomas Shoal di Laut China Selatan semakin memanas. Menurut laporan South China Morning Post (SCMP) dan The Hong Kong Post, sentimen anti-China ini bahkan mencapai komunitas Tionghoa yang telah lama berakar di Filipina.

Meskipun sebagian besar Tsinoy telah menetap di Filipina selama lebih dari 300 tahun dan secara signifikan berkontribusi dalam bidang ekonomi, budaya, dan sosial, persepsi negatif terhadap mereka semakin kuat dalam konteks ketegangan geopolitik saat ini. Kehadiran ekonomi dan budaya yang mereka bawa dari Tiongkok seringkali disalahartikan sebagai tidak setia politik dan asing secara budaya oleh sebagian warga Filipina.

Para Tsinoy di Filipina, yang banyak di antaranya terlibat dalam sektor perdagangan, pertanian komersial, dan dunia korporat, serta aktif dalam mendirikan sekolah dan yayasan amal, kini merasa terancam. Ketegangan antara China dan Filipina, terutama setelah insiden di Second Thomas Shoal pada Juni lalu, di mana pasukan Coast Guard China menggunakan kekerasan terhadap Angkatan Laut Filipina, semakin memperdalam jurang pemisah antara kedua komunitas ini.

Bentrokan di Laut China Selatan

Bentrokan fisik antara anggota Angkatan Laut Filipina dan Coast Guard China di Second Thomas Shoal, yang menyebabkan cedera serius dan kerusakan kapal Filipina, telah memicu kemarahan publik di Filipina. Sentimen anti-China terus terlihat meluas di media sosial dan dalam unjuk rasa publik yang menuntut tindakan tegas terhadap agresi China.

Survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas warga Filipina memiliki tingkat ketidakpercayaan yang tinggi terhadap Tsinoy, dengan sebagian besar responden menyatakan ketidakyakinan mereka terhadap loyaltas politik komunitas Tionghoa di negara tersebut.

Perlunya Respons Pemerintah Filipina

Filipina telah merespons ketegangan ini dengan langkah-langkah keras, termasuk pengaturan ketat terhadap warga negara China yang ingin mengunjungi Filipina. Persyaratan baru untuk aplikasi visa, termasuk bukti asuransi sosial dan keuangan yang lebih ketat, diterapkan untuk mengatasi masalah keamanan terkait kedatangan wisatawan ilegal.

Namun, dalam upaya menegaskan kedaulatannya di wilayah tersebut, reaksi negatif ini juga berpotensi merugikan warga Tionghoa yang telah tinggal di Filipina secara sah dan berkontribusi positif terhadap masyarakat lokal.

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Ketegangan di Filipina: Sentimen Anti-China dan Ketakutan di Komunitas Tionghoa dapat Anda temukan pada International dan di tulis oleh Okta