Nasional
Pemadaman Listrik Meluas di Aceh Tamiang Pasca Banjir, Warga Terpaksa Menggunakan Api Kayu untuk Penerangan

Jakarta, (USMNEWS),- Dikutip dari CNN Indonesia,bencana banjir bandang yang melanda wilayah Aceh Tamiang meninggalkan dampak serius pada infrastruktur vital, khususnya pasokan listrik. Hingga Kamis (11/12) pagi, mayoritas wilayah Aceh Tamiang masih mengalami pemadaman listrik yang meluas, jauh setelah banjir surut. Kondisi ini memaksa warga mencari cara penerangan alternatif di malam hari, salah satunya dengan cara tradisional yaitu membakar kayu.
Kegelapan di Pusat Kota dan Pemukiman
meskipun Kota Kuala Simpang, yang merupakan ibukota Aceh Tamiang, menunjukkan sedikit perbaikan, pemulihan listrik belum merata. Pada Rabu (10/12) malam, hanya beberapa titik di sepanjang rute dari jembatan Sungai Tamiang hingga melewati Mapolres Aceh Tamiang yang terlihat menyala. Namun, sebagian besar pemukiman warga di kedua sisi jalur utama tersebut masih diselimuti kegelapan total.
Kondisi ini memaksa sejumlah besar pengungsi yang mendirikan tenda di pinggir jalan untuk menggunakan solusi darurat. Mereka dilaporkan membakar papan atau puing-puing kayu sisa rumah yang ambruk diterjang banjir bandang. Kayu bakar ini digunakan tidak hanya untuk penerangan minim di malam hari, tetapi juga sebagai sumber api untuk memasak.
Warga bernama Dedy mengonfirmasi bahwa kondisi gelap gulita telah terjadi sejak awal bencana. Ia menyebutkan bahwa selain membakar kayu, sebagian warga juga berinisiatif membuat lampu darurat dari botol minuman untuk penerangan sederhana.

Ketergantungan pada Genset dan Lampu Darurat
di wilayah yang lebih jauh dari pusat kota, seperti di sekitar Mapolres Aceh Tamiang hingga perbatasan dengan Kota Langsa, hampir tidak ada listrik yang menyala di rumah-rumah maupun warung. Warga yang memiliki kemampuan finansial lebih baik terpaksa mengandalkan lampu emergency atau genset sebagai satu-satunya sumber daya listrik.
Dampak pemadaman listrik ini tidak hanya terjadi di Aceh Tamiang, tetapi juga meluas hingga ke Kota Langsa. Mayoritas daerah di Langsa, termasuk inti kota, juga dilaporkan mengalami pemadaman listrik, memperparah kesulitan yang dialami warga di seluruh wilayah perbatasan.

Respon Pemerintah Daerah
menanggapi keluhan masyarakat, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Aceh Tamiang, Zuwan Fakhri, tidak membantah bahwa mayoritas wilayah masih gelap. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang mengaku telah mengambil langkah dengan meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera mempercepat upaya pemulihan.
“Udah kita minta PLN bisa nyalakan semua secepatnya,” ujar Zuwan Fakhri melalui pesan singkat.
Pemadaman listrik yang berkepanjangan ini bukan hanya masalah kenyamanan, tetapi juga sangat menghambat upaya pemulihan pascabencana. Ketiadaan listrik mempersulit komunikasi, menghambat penggunaan alat-alat kesehatan dan rumah tangga, serta meningkatkan risiko keamanan bagi para pengungsi di malam hari. Kondisi ini mendesak adanya percepatan tindakan reaktif dan restoratif dari pihak PLN untuk memulihkan layanan publik esensial di daerah yang telah lumpuh akibat bencana.







