Connect with us

International

Gelombang PHK Hantam AS: Sektor Swasta Pangkas 32.000 Pekerja di November 2025

Published

on

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari CNBC Indonesia Amerika Serikat (AS) kini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang serius menjelang tutup tahun 2025. Laporan terbaru dari perusahaan pemrosesan penggajian, ADP, mengungkapkan fakta mengejutkan: sektor swasta AS secara tak terduga memangkas 32.000 pekerjaan sepanjang bulan November. Angka ini menjadi sinyal merah bagi kesehatan ekonomi negara adidaya tersebut, yang sebelumnya diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan lapangan kerja positif.Realitas yang Meleset dari Ekspektasi, Data ini mengejutkan banyak analis dan ekonom. Sebelumnya, konsensus pasar memproyeksikan adanya penambahan antara 10.000 hingga 40.000 lapangan kerja baru. Namun, realitasnya justru berbalik drastis menjadi kontraksi (pengurangan). Penurunan ini dianggap sebagai indikator kuat bahwa pasar tenaga kerja AS sedang mengalami pendinginan yang jauh lebih cepat dan tajam daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Kepala Ekonom ADP, Nela Richardson, menjelaskan bahwa fenomena ini didorong oleh “lingkungan makroekonomi yang tidak pasti”. Perusahaan-perusahaan kini menghadapi dilema besar: di satu sisi mereka harus menjaga efisiensi operasional, namun di sisi lain mereka berhadapan dengan perilaku konsumen yang semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Akibatnya, rekrutmen menjadi tidak menentu dan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi pilihan sulit yang harus diambil. Sektor Bisnis Kecil Paling Terdampak, laporan tersebut menyoroti bahwa meskipun perlambatan terjadi secara luas, sektor bisnis kecil menjadi korban yang paling parah. Bisnis skala kecil cenderung memiliki bantalan modal yang lebih tipis dibandingkan korporasi raksasa, sehingga mereka lebih rentan terhadap guncangan ekonomi, kenaikan suku bunga, dan penurunan daya beli masyarakat.Implikasi Politik dan Kebijakan The Fed Rilis data ini muncul di tengah situasi politik yang panas.

Presiden Donald Trump selama ini gencar mengklaim bahwa ekonomi AS berada dalam kondisi prima di bawah kepemimpinannya. Namun, hilangnya 32.000 pekerjaan ini menjadi data keras yang menantang narasi tersebut. Lebih jauh lagi, data tenaga kerja yang suram ini diperkirakan akan memengaruhi kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Pasar kini semakin yakin bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga acuan pada pertemuan pekan depan untuk mencegah ekonomi jatuh ke dalam resesi yang lebih dalam. Spekulasi ini semakin kuat dengan munculnya nama Kevin Hassett, penasihat ekonomi Trump, sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Jerome Powell sebagai pimpinan The Fed pada Mei mendatang. Hassett dikenal sebagai pendukung kebijakan penurunan suku bunga yang agresif, sejalan dengan keinginan Presiden Trump. Konteks “Tsunami PHK” yang Lebih Luas, Istilah “Tsunami PHK” yang digunakan dalam tajuk berita bukan tanpa alasan. Pengurangan 32.000 pekerjaan di sektor swasta ini hanyalah puncak gunung es dari tren yang lebih besar di tahun 2025. Sepanjang tahun, berbagai sektor mulai dari teknologi, manufaktur, hingga pegawai pemerintahan (akibat kebijakan efisiensi birokrasi atau “DOGE”) telah mengalami gelombang pemangkasan tenaga kerja. Data ADP ini menjadi pengingat penting bahwa meskipun ada klaim politik tentang kesuksesan ekonomi, data di lapangan menunjukkan tantangan nyata bagi para pekerja Amerika. Selain itu, perlu dicatat bahwa data resmi pemerintah AS sempat mengalami kendala akibat penutupan layanan pemerintah (government shutdown) yang baru saja berakhir, sehingga data dari pihak swasta seperti ADP menjadi acuan utama investor untuk meraba kondisi ekonomi terkini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *