Nasional
Tonggak Baru Kemandirian Pertahanan: PTDI Resmi Mulai Program Modernisasi Sembilan Unit C-130 Hercules TNI AU

Bandung (usmnews) – Dikutip dari indomiliter.com Sebuah langkah strategis dalam upaya penguatan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional kembali ditorehkan oleh industri pertahanan dalam negeri. PT Dirgantara Indonesia (PTDI) secara resmi menggelar seremoni Aircraft Induction untuk menyambut kedatangan unit pertama pesawat angkut berat C-130 Hercules milik TNI Angkatan Udara. Acara yang berlangsung pada tanggal 26 November 2025 ini bertempat di hanggar Aircraft Services (ACS) PTDI, Bandung, dan menjadi penanda dimulainya siklus peremajaan armada angkut strategis Indonesia.
Momentum penting ini ditandai dengan penandatanganan Berita Acara (BA) serah terima pesawat, yang melibatkan tiga pihak utama: TNI AU sebagai pengguna, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI sebagai regulator kebijakan, dan PTDI sebagai pelaksana industri. Prosesi ini disaksikan langsung oleh jajaran pejabat tinggi, termasuk Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, serta Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Modernisasi C-130, Kolonel Arif Djoko. Penyerahan fisik pesawat ini menjadi landasan formal dimulainya pengerjaan teknis terhadap unit pertama dari total sembilan unit C-130 Hercules yang masuk dalam kontrak modernisasi.

Lingkup Pekerjaan: Peremajaan Struktur dan AvionikProgram modernisasi yang diinisiasi oleh Badan Logistik Pertahanan (Baloghan) Kemhan RI ini bukanlah perbaikan rutin biasa. Proyek ini mencakup perbaikan struktural masif dan pembaruan teknologi yang komprehensif. Dua fokus utama pengerjaan adalah Center Wing Box Replacement (CWBR) atau penggantian kotak sayap tengah yang krusial bagi integritas struktur pesawat, serta Avionic Upgrade Program (AUP) yang akan memperbarui sistem navigasi dan komunikasi pesawat agar relevan dengan tuntutan operasi penerbangan modern.
Untuk memastikan kesuksesan program ambisius ini, PTDI telah membangun kolaborasi strategis dengan Komando Pemeliharaan Materiel Angkatan Udara (Koharmatau). Sinergi ini mencakup pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) gabungan yang berkualifikasi tinggi, penggunaan special tools dan peralatan pendukung darat (ground support equipment), serta pemanfaatan fasilitas bonding & composite milik PTDI. Langkah ini, menurut Moh Arif Faisal, adalah bukti keseriusan PTDI dalam menyiapkan infrastruktur teknis guna menjamin kelancaran modernisasi sembilan pesawat tersebut di masa mendatang.
Membangun Ekosistem Pertahanan MandiriPelaksanaan proyek ini sepenuhnya di dalam negeri membawa dampak strategis yang luas. Selain mengurangi ketergantungan Indonesia pada fasilitas perawatan luar negeri (MRO asing), program ini secara signifikan mempercepat siklus pemeliharaan armada TNI AU. Kolonel Fitra A. Yani dari Baloghan Kemhan RI menegaskan bahwa pemberdayaan industri pertahanan lokal adalah kebijakan prioritas pemerintah saat ini. Dengan mempercayakan PTDI, Indonesia tidak hanya merawat aset negara, tetapi juga melakukan investasi jangka panjang dalam pengembangan kompetensi teknis anak bangsa dan penguatan ekosistem industri pertahanan nasional.

Profil Pesawat: Legenda C-130HS A-1321Berdasarkan dokumentasi yang dirilis, unit perdana yang akan menjalani “operasi besar” ini adalah pesawat dengan nomor registrasi A-1321 yang berasal dari Skadron Udara 31. Pesawat ini memiliki nilai historis yang tinggi karena merupakan varian C-130HS (Long Body) yang diakuisisi dalam kondisi baru (gress) dari pabrik pada periode tahun 1979/1980.
A-1321 merupakan bagian dari pengadaan tujuh unit C-130HS pada era tersebut, yang meliputi nomor registrasi A-1317 hingga A-1341. Sebagai “kuda beban” TNI AU, pesawat ini ditenagai oleh empat mesin turboprop Allison T56-A-15, yang masing-masing mampu menyemburkan tenaga hingga 4.300 tenaga kuda (hp). Dengan dimensi panjang 29,3 meter dan tinggi 11,4 meter, pesawat ini memiliki kemampuan jelajah hingga kecepatan Mach 0.57 di ketinggian 6.000 meter.
Melalui modernisasi ini, diharapkan masa pakai (life cycle) sang legenda udara ini dapat diperpanjang secara signifikan untuk terus mendukung misi logistik, kemanusiaan, dan pertahanan NKRI.







