International
Mesir Akan Jadi Tuan Rumah Konferensi Rekonstruksi Gaza

Mesir telah mengambil peran sentral dalam upaya pasca-konflik di Jalur Gaza. Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, mengumumkan rencana penting untuk menjadi tuan rumah sebuah konferensi internasional yang secara khusus akan berfokus pada rekonstruksi Jalur Gaza, Palestina. Inisiatif ini muncul segera setelah tercapainya kesepakatan perdamaian komprehensif di Gaza, yang juga mencakup mekanisme pertukaran sandera dan tahanan antara pihak-pihak yang berkonflik.
Dalam keterangannya, yang dilansir oleh kantor berita AFP pada Selasa, 14 Oktober 2025, Presiden El-Sisi menyatakan komitmen negaranya untuk bekerja sama secara erat dengan Amerika Serikat (AS) dan berkoordinasi dengan mitra-mitra internasional lainnya dalam waktu dekat. Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk meletakkan fondasi yang kokoh bagi proses pembangunan kembali Jalur Gaza yang telah mengalami kerusakan signifikan akibat konflik. Secara spesifik, Mesir berencana untuk menyelenggarakan sebuah konferensi yang akan mengedepankan aspek pemulihan, rekonstruksi, dan pembangunan dini wilayah tersebut. El-Sisi menyebutkan, “Mesir akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam koordinasi dengan para mitranya dalam beberapa hari mendatang untuk meletakkan fondasi bagi rekonstruksi Jalur (Gaza), dan kami bermaksud menyelenggarakan konferensi pemulihan, rekonstruksi, dan pembangunan dini.”
Langkah Mesir ini merupakan kelanjutan dari hasil penting yang dicapai dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza yang dipimpin oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump. KTT tersebut berhasil menyatukan sejumlah pemimpin dunia untuk mencapai kesepakatan damai di Gaza. Dalam sorotan media, termasuk di kanal YouTube Times News dan Al Jazeera pada Senin, 13 Oktober, diperlihatkan momen penting di mana Presiden Trump secara resmi menandatangani dokumen kesepakatan gencatan senjata di Gaza dalam KTT yang berlangsung di Mesir.
Presiden Trump, pada kesempatan tersebut, menggarisbawahi sifat dokumen yang telah disepakati, menyebutnya sebagai regulasi yang sangat komprehensif dan rinci. “Kita akan menandatangani dokumen yang akan menguraikan banyak aturan dan regulasi, serta banyak hal lainnya. Dokumen ini sangat komprehensif,” kata Trump, mengisyaratkan bahwa kesepakatan yang ditandatangani mencakup aspek-aspek yang luas, tidak terbatas hanya pada penghentian permusuhan, tetapi juga potensi kerangka kerja untuk masa depan.
Lebih lanjut, Presiden Trump memberikan penilaian positif terhadap implementasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas, menyebutkan bahwa proses tersebut “berjalan dengan sangat baik.” Penilaian ini menunjukkan optimisme dan keberhasilan awal dari kesepakatan yang telah dicapai melalui upaya diplomasi tingkat tinggi tersebut.
Dokumen kesepakatan penting tersebut tidak hanya ditandatangani oleh Presiden Trump, tetapi juga oleh sejumlah pemimpin dunia lainnya yang turut hadir dan berperan dalam KTT Perdamaian Gaza. Di antara para penandatangan utama termasuk tuan rumah, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi; Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan; dan Emir Qatar, Syekh Tamim bin Hamad Al Thani. Kehadiran dan tanda tangan dari para pemimpin regional dan global ini menunjukkan adanya konsensus dan dukungan internasional yang kuat terhadap upaya perdamaian dan stabilitas di Gaza, serta kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam menjamin kelanjutan proses rekonstruksi yang kini akan diinisiasi oleh Mesir. Konferensi yang direncanakan oleh Mesir ini diharapkan menjadi wadah mobilisasi sumber daya dan penetapan prioritas untuk memulihkan kehidupan masyarakat di Jalur Gaza.