Business
Trump Sebut Ingin Bantu China Usai Tetapkan Tarif 130 Persen

Jakarta, (USMNEWS),- Dikutip dari CNN Indonesia,Presiden Trump Klaim Ingin ‘Bantu’ China di Tengah Kenaikan Tarif 100 PersenPresiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat pernyataan yang kontroversial dan bernada ganda usai mengeluarkan kebijakan yang secara signifikan memperburuk hubungan dagang dengan Beijing. Setelah mengumumkan keputusan untuk menaikkan tarif impor terhadap produk China, Trump pada Minggu (12/10) mengklaim bahwa AS sesungguhnya ingin membantu China, bukan sebaliknya, merugikan negara Tirai Bambu tersebut.Klaim tersebut diungkapkan Trump melalui unggahannya di platform Truth Social, sebagaimana dikutip oleh AFP.
“AS ingin membantu Tiongkok, bukan merugikannya!!! Presiden Xi (Jinping) yang terhormat. tidak menginginkan Depresi Besar bagi negaranya,” tulis Trump. Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan yang kembali memanas dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Keputusan Trump untuk memperburuk friksi dagang diwujudkan dengan peningkatan tarif impor produk China dari sebelumnya 30 persen menjadi 130 persen, yang berarti terjadi kenaikan sebesar 100 persen dari tarif sebelumnya. Kenaikan tarif yang drastis ini dijadwalkan akan mulai diberlakukan pada 1 November 2025.
Tarif Dipicu Pengetatan Ekspor Logam Tanah Jarang (Rare Earth)Kenaikan tarif yang agresif ini diputuskan oleh pemerintahan Trump setelah China mengambil langkah membatasi dan memperketat aturan ekspor terhadap logam tanah jarang (rare earth materials). Komoditas ini memiliki peran krusial dalam banyak industri teknologi dan elektronik di Amerika Serikat, termasuk dalam produksi chip, baterai kendaraan listrik, dan komponen militer.

China dikenal sebagai pemasok dominan di pasar logam tanah jarang global, sementara AS merupakan pasar konsumen terbesar untuk komoditas strategis ini. Tindakan China memperketat ekspor rare earth dilihat sebagai manuver yang mengancam rantai pasok teknologi AS, yang kemudian direspons Trump dengan sanksi tarif yang lebih keras.Saat ini, barang-barang China yang masuk ke AS dikenakan tarif dasar sebesar 30 persen yang sudah diberlakukan Trump sebelumnya.
Sebagai balasan, China sendiri memberlakukan tarif sekitar 10 persen terhadap impor barang AS.Kekhawatiran akan kembali berkobarnya perang dagang AS-China telah menciptakan gejolak di pasar keuangan global. Sebelumnya pada Jumat, Trump bahkan mengancam akan membatalkan pertemuan yang dijadwalkan dengan Presiden Xi Jinping pada akhir bulan ini.
Kekhawatiran ini langsung berdampak negatif, ditandai dengan jatuhnya saham-saham di Wall Street, menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap eskalasi konflik dagang antara kedua negara adidaya ekonomi tersebut. Dengan menaikkan tarif hingga 130 persen, Trump mengirimkan sinyal tegas, meskipun retorikanya mencoba meredam dampak negatif dengan mengklaim niatnya adalah untuk membantu kestabilan China.