Tech
26 Miliar Data Tersebar di Internet, Termasuk Data dari Twitter dan Wattpad

Jakarta (usmnews) – Peneliti keamanan siber dari Cybernews baru-baru ini menemukan basis data berisi 26 miliar data pribadi yang bocor di internet. Basis data ini dianggap sebagai kebocoran data terbesar yang pernah terjadi.
Basis data yang disebut sebagai ‘Mother of all Breaches’ ini ditemukan oleh peneliti keamanan siber Bob Dyachenko. Basis data tersebut berisi 26 miliar data pribadi dengan kapasitas 13TB yang diperoleh dari kebocoran data dan peretasan basis data sebelumnya.
Meskipun pemilik basis data ini belum diketahui, namun dapat dipastikan bahwa basis data tersebut memuat kredensial yang bersifat sensitif. Cybernews menduga bahwa individu di balik basis data ini mungkin merupakan seorang peretas, broker data, atau penyedia layanan lain yang mengelola data dalam jumlah besar.
Meski jumlah data yang bocor sangat besar, situasinya tidak seburuk yang diperkirakan. Cybernews menyatakan bahwa basis data ini berisi data yang dikumpulkan dari ribuan kebocoran data sebelumnya, sehingga data dalam basis data tersebut sudah lama dan tidak mengandung informasi baru.
Setelah menyelidiki basis data tersebut, Cybernews menemukan bahwa sebagian besar data yang bocor berasal dari layanan internet populer seperti Tencent, Weibo, Twitter, dan Wattpad. Berikut adalah daftar perusahaan yang memiliki data yang paling banyak terpapar:
Tencent – 1,5 miliar
Weibo – 504 juta
MySpace – 360 juta
Twitter – 281 juta
Wattpad – 271 juta
NetEase – 261 juta
Deezer – 258 juta
LinkedIn – 251 juta
AdultFriendFinder – 220 juta
Zynga – 217 juta
Luxottica – 206 juta
Evite – 179 juta
Zing – 164 juta
Adobe – 153 juta
MyFitnessPal – 151 juta
Canva – 143 juta
JD.com – 142 juta
Badoo – 127 juta
Selain dari perusahaan di atas, data yang bocor juga berasal dari organisasi pemerintah di Amerika Serikat, Brasil, Jerman, Filipina, Turki, dan beberapa negara lainnya, seperti dilaporkan oleh Tom’s Guide pada Rabu (24/1/2024).
Kumpulan data bocor yang jumlahnya besar bukanlah hal baru. Pada tahun 2021, Cybernews melaporkan kompilasi yang berisi 3,2 miliar data yang bocor. Kali ini, kompilasi tersebut jauh lebih besar dari segi jumlah data yang bocor, terutama karena data dalam basis data ini juga dapat dicari dengan mudah.
Walaupun data yang bocor sudah lama, informasi sensitif yang ada dalam basis data ini tetap dapat dimanfaatkan untuk tujuan jahat seperti pencurian identitas, serangan phishing, serangan siber, dan akses tak berizin ke akun pengguna.
Oleh karena itu, pengguna disarankan untuk memeriksa apakah data mereka terdampak dalam kebocoran massal ini menggunakan layanan pemeriksa data yang tersedia di situs Cybernews. Pengguna internet juga diminta untuk lebih waspada terhadap ancaman phishing dan penipuan online.