International
2 Peneliti Prancis Jadi Tersangka Ledakan di Konsulat Rusia
Paris – (usmnews) Dua peneliti Prancis menjadi tersangka dalam insiden ledakan yang mengguncang kompleks Konsulat Rusia di kota Marseille beberapa hari lalu. Kedua peneliti itu mengakui mereka melemparkan peledak rakitan ke Konsulat Rusia tersebut.
Dilaporkan, botol-botol berisi campuran nitrogen dan zat kimia lainnya, meledak tepat saat peringatan tiga tahun invasi militer Rusia ke Ukraina yang dimulai Februari 2022.
Tidak ada korban luka dan kerusakan dalam insiden tersebut.
Identitas dua peneliti yang menjadi tersangka dalam insiden itu tidak diungkap ke publik. Namun menurut kantor kejaksaan Prancis, keduanya bekerja pada badan penelitian utama negara itu, Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS).
Salah satu tersangka merupakan seorang insinyur, sedangkan satu tersangka lainnya seorang ahli kimia.
CNRS melakukan penelitian di berbagai bidang, termasuk biologi, matematika, dan kimia. Badan penelitian ini mempekerjakan peneliti dari negara-negara bekas Uni Soviet dan negara-negara lainnya.
La Provence melaporkan pihak berwenang mengidentifikasi dua tersangka, pria 40-an dan 50-an, setelah aksi pro-Ukraina di balai kota Marseille pada Senin (24/2).
Rusia mengecam ledakan yang melanda kompleks konsulatnya di Marseille itu sebagai “serangan teroris”. Moskow menuntut menuntut penyelidikan penuh oleh otoritas Paris terhadap ledakan tersebut,
Sementara pemerintah Prancis mengutuknya sebagai “pelanggaran apa pun terhadap keamanan kompleks diplomatik”.
Kedutaan Besar Rusia di Paris meminta otoritas Prancis memperketat keamanan di sekitar misi diplomatik Rusia sebelum ledakan, mengingat kemungkinan provokasi.
“Namun demikian, serangan semacam itu telah terjadi,” sebut Kedutaan Besar Rusia dalam pernyataannya via Telegram.