Lifestyle
Waspada Mikroplastik dalam Sayuran: Ancaman Kesehatan yang Perlu Diketahui

(usmnews) Sayuran merupakan salah satu sumber serat yang penting dalam pola makan sehat sehari-hari. Namun, belakangan ini, perhatian tertuju pada potensi bahaya sayuran yang telah tercemar mikroplastik. Limbah plastik kini menjadi sorotan utama para ilmuwan karena dapat mengancam kesehatan manusia melalui makanan yang kita konsumsi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa daging, sayuran, dan buah yang sering kita makan bisa mengandung partikel plastik super kecil, yaitu nanoplastik dan mikroplastik.
Sayuran Rentan Tercemar Mikroplastik
Dr. Meryl “Mimi” Kallman, MD, Clinical & Scientific Lead AsaRen, menjelaskan bahwa sayuran akar, seperti wortel dan lobak, berisiko tinggi mengandung mikroplastik, terutama jika ditanam di tanah yang terkontaminasi. “Plastik cenderung mengumpul di akar tanaman,” katanya. Untuk mengurangi risiko, Dr. Mimi menyarankan agar kita memilih sayuran daun yang memiliki konsentrasi mikroplastik lebih rendah dibandingkan sayuran akar.
Faktor pencemaran tanah dengan mikroplastik sering kali disebabkan oleh kebiasaan membuang sampah sembarangan dan membakar sampah di atas permukaan tanah. Hal ini mengindikasikan perlunya kesadaran lingkungan dalam praktik bertani dan mengelola limbah.
Hasil Penelitian Terkait Kontaminasi Mikroplastik
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Environmental Research pada 2020 menemukan bahwa buah dan sayuran yang dijual oleh pedagang lokal di Catania, Sisilia, Italia, terkontaminasi mikroplastik dan nanoplastik. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa sayuran umbi, seperti wortel dan lobak, memiliki tingkat kontaminasi yang lebih tinggi dibandingkan sayuran berdaun seperti selada dan kol. Bahkan, menurut peneliti, apel juga ditemukan sebagai buah yang paling terkontaminasi.
Dampak Kesehatan dari Mikroplastik
Konsumsi makanan yang mengandung mikroplastik dapat membawa berbagai risiko kesehatan. Salah satu dampak yang paling dikhawatirkan adalah inflamasi atau peradangan. “Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara mikroplastik dengan inflamasi dan potensi toksisitas,” ungkap Dr. Mimi. Ada pula laporan yang menemukan mikroplastik di dalam darah manusia, yang dapat berkontribusi terhadap peradangan.
Meskipun efek jangka panjang dari mikroplastik pada kesehatan manusia masih perlu diteliti lebih lanjut, temuan yang ada menunjukkan bahwa fenomena ini memerlukan perhatian serius. Penelitian mengenai mikroplastik dalam makanan adalah hal baru dan terus berkembang.
Langkah Preventif untuk Mengurangi Kontaminasi Mikroplastik
Untuk meminimalisir risiko mengonsumsi mikroplastik, Dr. Mimi menyarankan agar masyarakat mengurangi konsumsi makanan yang dikemas dalam plastik sekali pakai. Beralih ke makanan segar dan alami bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk kesehatan. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengelola limbah plastik dan memilih makanan dengan bijak, kita bisa berkontribusi pada kesehatan diri sendiri dan lingkungan.
Penting bagi kita untuk selalu waspada terhadap potensi kontaminasi ini dan membuat pilihan yang lebih sehat dalam setiap hidangan yang kita konsumsi.