Nasional

Viral Proyek Hotel di Pantai Serangan Digeruduk Warga, Ada Apa?

Published

on

Lombok tengah (usmnews) di kutip dari detikcom Berita mengenai aktivitas pengerukan dan pembangunan proyek hotel serta restoran di kawasan Pantai Serangan, Lombok Tengah, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat dan menimbulkan gejolak di tengah masyarakat setempat. Proyek kontroversial ini, yang berlokasi di Desa Selong Belanak, telah memicu kemarahan warga hingga mereka memutuskan untuk melakukan aksi geruduk atau protes langsung di lokasi pembangunan.

Insiden ini, yang terekam dalam sebuah video dan menjadi viral di berbagai platform media sosial, menyoroti ketegangan yang meningkat antara kepentingan investasi pariwisata dan hak-hak masyarakat lokal serta kelestarian lingkungan pesisir.

Inti dari permasalahan ini adalah lokasi pembangunan yang dianggap melanggar batas sempadan pantai. Warga menilai bahwa pembangunan struktur baru, khususnya hotel dan restoran, telah mengambil alih area yang secara tradisional merupakan ruang publik dan bagian integral dari ekosistem pantai.

Salah satu keberatan utama yang disuarakan oleh masyarakat adalah kekhawatiran bahwa proyek tersebut secara definitif akan merusak keindahan alam Pantai Serangan yang selama ini menjadi daya tarik utama daerah tersebut, baik bagi turis maupun bagi warga lokal sendiri.

Lebih jauh, protes ini dipicu oleh dampak nyata proyek terhadap aksesibilitas warga menuju pantai. Masyarakat merasa bahwa kehadiran bangunan hotel yang masif dan menjulang tinggi, yang kini mulai didirikan, telah menutup dan membatasi jalur-jalur tradisional yang biasa mereka gunakan untuk mencapai bibir pantai.

Bagi masyarakat pesisir, akses ke pantai tidak hanya berkaitan dengan rekreasi, tetapi seringkali melibatkan aktivitas mata pencaharian, ritual adat, atau kegiatan sosial harian. Pembatasan akses ini dirasakan sebagai perampasan hak komunal oleh kepentingan bisnis swasta.

Video viral yang menjadi bukti insiden tersebut, berdurasi sekitar 1 menit 34 detik, menampilkan dengan jelas tingkat intensitas pembangunan yang telah berlangsung. Dalam rekaman tersebut, terlihat sebuah eskavator berukuran besar sedang beroperasi, melakukan penggalian intensif di area pasir pantai.

Menurut keterangan yang menyertai video, pengerukan tersebut diduga kuat ditujukan untuk pembangunan kolam renang hotel yang direncanakan akan dibangun tepat di garis pantai. Ini menunjukkan bahwa infrastruktur hotel direncanakan untuk diperluas hingga ke zona yang sangat sensitif secara ekologis.

Selain aktivitas pengerukan pasir, rekaman itu juga memperlihatkan sejumlah tiang-tiang pancang yang terbuat dari beton telah berdiri kokoh dan menjulang tinggi di sepanjang pesisir pantai. Struktur beton permanen ini, yang secara visual mendominasi lanskap, menjadi simbol dari invasi struktural terhadap lingkungan pantai yang rapuh.

Keberadaan tiang-tiang beton di area pasang surut tidak hanya mengubah panorama, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran serius mengenai potensi dampak lingkungan jangka panjang, termasuk erosi pantai yang dipercepat, gangguan terhadap biota laut dan pesisir, serta risiko terhadap mitigasi bencana alam seperti abrasi dan tsunami.

Aksi geruduk warga ini merupakan manifestasi dari rasa kepemilikan dan upaya pertahanan terhadap ruang hidup mereka. Warga menuntut adanya transparansi, peninjauan kembali perizinan yang dikeluarkan, dan yang terpenting, penghentian pembangunan yang dinilai telah mengabaikan norma-norma pelestarian lingkungan dan hak-hak sosial masyarakat.

Kasus Pantai Serangan ini menjadi contoh terbaru dari konflik yang sering terjadi di Indonesia, di mana percepatan pembangunan sektor pariwisata seringkali berbenturan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Tuntutan masyarakat kini berfokus pada otoritas terkait, meminta mereka untuk segera turun tangan memediasi konflik ini dan mengevaluasi kepatuhan proyek terhadap regulasi tata ruang dan lingkungan yang berlaku, terutama yang menyangkut perlindungan sempadan pantai.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version