Sports
Vinicius di Ballon d’Or: Tahun Lalu Runner-up, Kini Posisi Ke-16

Jakarta (usmnews), Dikutip dari Detiksport, Tahun 2024 menjadi puncak karier bagi Vinicius Junior, setidaknya dalam hal pengakuan individu. Ia berhasil finis sebagai runner-up di ajang Ballon d’Or, hanya kalah dari gelandang Manchester City, Rodri. Hasil ini, meskipun tidak memenangkan penghargaan utama, dianggap sebagai pencapaian luar biasa. Namun, ada banyak pihak, termasuk penggemar dan pengamat sepak bola, yang merasa bahwa Vinicius lebih pantas untuk memenangkan penghargaan tersebut. Perdebatan ini mencerminkan betapa besarnya pengaruh dan performa Vinicius pada saat itu.
Namun, situasi berbalik secara signifikan pada Ballon d’Or 2025. Alih-alih mempertahankan posisinya di papan atas, Vinicius secara mengejutkan terlempar jauh ke peringkat ke-16. Penurunan ini sangat drastis dan mengejutkan, mengingat statusnya sebagai salah satu pemain terbaik di dunia pada tahun sebelumnya.
Kekecewaan atas hasil Ballon d’Or 2024 ternyata memicu reaksi keras dari Real Madrid. Klub tersebut dilaporkan melakukan boikot terhadap seremoni penghargaan pada tahun itu sebagai bentuk protes.
Kekecewaan tersebut tampaknya berlanjut hingga edisi 2025. Dengan Ousmane Dembele yang berhasil memenangkan Ballon d’Or 2025, posisi terbaik bagi pemain Real Madrid justru ditempati oleh Kylian Mbappe di posisi ketujuh. Laporan dari Spanyol menyebutkan bahwa Real Madrid juga melakukan boikot pada seremoni 2025. Hal ini terlihat dari tidak adanya satu pun pemain Real Madrid yang masuk nominasi dan menghadiri acara tersebut, meskipun sudah mendapatkan izin dari klub.

Penurunan peringkat Vinicius di Ballon d’Or 2025 dianggap sebagai cerminan langsung dari meredupnya sinarnya di klub. Artikel tersebut mengindikasikan bahwa performa Vinicius di Real Madrid saat ini tidak sebanding dengan performanya di tahun-tahun sebelumnya. Penurunan ini tidak hanya memengaruhi daya tariknya di mata para pemilih Ballon d’Or, tetapi juga menimbulkan spekulasi tentang masa depannya.
Situasi di dalam klub tampaknya semakin memburuk. Ada laporan yang menyebutkan bahwa Vinicius terlihat marah-marah saat Real Madrid menang 2-0 melawan Espanyol, sebuah insiden yang semakin memperkuat rumor tentang ketidaknyamanan dirinya di klub. Situasi ini memicu banyak pertanyaan tentang apakah Vinicius akan tetap berada di Santiago Bernabéu atau mencari tantangan baru di klub lain.
Secara keseluruhan, artikel ini menggambarkan narasi tentang seorang pemain top yang menghadapi masa sulit, baik secara profesional maupun personal. Perjalanan Vinicius dari runner-up Ballon d’Or ke peringkat ke-16 dalam satu tahun menunjukkan betapa cepatnya dinamika dalam dunia sepak bola. Spekulasi tentang masa depannya menambah ketegangan dan membuat banyak pihak penasaran tentang langkah selanjutnya dari Vinicius Junior.