Connect with us

International

Transformasi El Salvador: Dari Darurat Kekerasan ke Tangan Besi Strategis

Published

on

Transformasi El Salvador: Dari Darurat Kekerasan ke Tangan Besi Strategis

Baca juga berita yang lain : International

JAKARTA (usmnews) – El Salvador menghadapi masa sulit pada tahun 2015, di mana tingkat kekerasan melonjak tajam, membuatnya dijuluki sebagai negara paling berbahaya di belahan Bumi barat. Dengan kenaikan jumlah kematian sebesar 70 persen dari tahun sebelumnya, El Salvador mengalami gelombang kekerasan yang tidak terjadi sejak puncak perang saudara pada tahun 1983. Pada tahun itu, lebih dari 6.657 orang tewas akibat kekerasan, menjadikan setidaknya 104 orang dari setiap 100.000 penduduk menjadi korban.

Bulan Agustus menjadi titik puncak dengan lebih dari 900 kasus pembunuhan, termasuk satu hari yang melaporkan 52 kasus pembunuhan dalam satu waktu. Maraknya pembunuhan massal dan eskalasi konflik antara geng-geng jalanan dan kepolisian menjadi pemicu utama meningkatnya angka kematian.

Pemerintah menyalahkan pertikaian antar geng sebagai penyebab utama, terutama setelah terjadinya penurunan signifikan dalam jumlah pembunuhan pada tahun 2012 ketika gencatan senjata antara dua geng terbesar, Calle 18 dan Mara Salvatrucha 13, berhasil dirundingkan. Namun, tingkat pembunuhan kembali meroket setelah perjanjian tersebut berakhir pada tahun 2014. Bukti juga menunjukkan bahwa polisi terlibat dalam pembunuhan di luar proses hukum terhadap anggota geng.

Namun, El Salvador mengalami perubahan dramatis pada tahun 2023 ketika tingkat pembunuhan turun hampir 70 persen. Dengan hanya 154 kasus pembunuhan, El Salvador secara resmi berubah status dari negara paling berbahaya di belahan Bumi barat menjadi negara dengan tingkat pembunuhan paling rendah di Benua Amerika setelah Kanada.

Presiden El Salvador, Nayib Bukele, menjadi pusat perhatian internasional dengan strategi “tangan besi” yang diterapkannya sejak Maret 2022. Dengan memenjarakan hampir 75 ribu orang dalam upaya menindak tegas anggota geng, Bukele berhasil membongkar banyak geng jalanan yang telah meneror warga selama bertahun-tahun.

Strategi ini membuahkan hasil, dengan tingkat persetujuan terhadap Presiden Bukele mencapai 91 persen pada Mei 2023. Negara-negara tetangga, seperti Honduras dan Guatemala, mulai mengadopsi strategi serupa untuk menangani kekerasan yang menggemparkan. Bukele bahkan dianggap sebagai “model” oleh beberapa politisi di Amerika Latin, yang mengakui keberhasilannya dalam menciptakan perubahan yang luar biasa di El Salvador.

Dengan demikian, keberhasilan strategi tangan besi Nayib Bukele telah menjadi model bagi negara-negara di seluruh Amerika Latin, menunjukkan bahwa transformasi dramatis dapat dicapai melalui keputusan dan tindakan yang tegas dalam menanggapi tantangan keamanan yang kompleks.

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Transformasi El Salvador: Dari Darurat Kekerasan ke Tangan Besi Strategis dapat Anda temukan pada International dan di tulis oleh usmtv.id