Tech

Terobosan Teknologi Arkeologi: Pemindaian Non-Destruktif Ungkap Ruang Tersembunyi Piramida Giza

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari detikinet Sebuah terobosan arkeologis baru yang signifikan telah dilaporkan dari dataran tinggi Giza di Mesir, di mana dua ruang tersembunyi atau rongga rahasia berhasil diidentifikasi di dalam salah satu struktur ikoniknya. Penemuan ini berpotensi menjadi kunci untuk mengurai misteri arsitektur kuno yang telah lama membingungkan para ahli, terutama mengenai kemungkinan adanya pintu masuk alternatif atau tersembunyi ke dalam makam kolosal tersebut.Fokus dari penemuan ini adalah Piramida Menkaure, yang dikenal sebagai piramida terkecil dari tiga piramida utama yang mendominasi kompleks Giza. Fitur-fitur baru yang terdeteksi di dalam monumen kuno ini terungkap berkat upaya kolaboratif antara para peneliti dari Universitas Kairo di Mesir dan Universitas Teknik Munich di Jerman.Piramida Menkaure sendiri merupakan struktur bersejarah yang mengesankan. Dengan ketinggian mencapai hampir 61 meter, bangunan ini diyakini telah selesai dibangun sekitar tahun 2510 SM. Konstruksi megah ini didedikasikan sebagai tempat peristirahatan terakhir untuk Raja Menkaure, seorang firaun yang memerintah pada masa Dinasti Keempat Mesir Kuno.

Anomali yang Memicu Hipotesi

Selama bertahun-tahun, para arkeolog dibuat bingung oleh sebuah fitur arsitektur yang dianggap aneh dan tidak pada tempatnya. Fitur ini terletak di sisi timur Piramida Menkaure. Secara spesifik, anomali tersebut berupa bagian blok granit berukuran substansial, dengan tinggi sekitar 4 meter dan lebar hampir 6 meter.Keanehan utamanya terletak pada permukaannya yang dipoles halus. Dalam konteks arsitektur piramida Giza, perlakuan terhadap batu granit yang dipoles sedemikian rupa biasanya hanya ditemukan di satu lokasi spesifik: sisi utara piramida, yang secara tradisional berfungsi sebagai pintu masuk utama. Kehadiran material serupa di sisi timur menimbulkan pertanyaan besar.Kejanggalan inilah yang mendorong seorang peneliti, Stijn van den Hoven, pada tahun 2019 untuk mengajukan hipotesis yang berani. Ia berteori bahwa bagian timur yang dipoles halus tersebut mungkin bukanlah sekadar ornamen, melainkan sebuah penanda yang menunjukkan adanya pintu masuk kedua yang tersembunyi, yang mungkin sengaja disamarkan oleh para pembangunnya.

Teknologi Canggih di Balik Penemuan

Untuk menguji hipotesis ini dan menjelajahi bagian dalam piramida tanpa melakukan penggalian atau pengeboran yang merusak, para peneliti memanfaatkan proyek ScanPyramids. Proyek ini mengandalkan serangkaian metode pencitraan non-destruktif yang canggih. Teknologi ini mencakup penggunaan georadar (GPR), pemindaian ultrasound, dan tomografi resistansi listrik. Kombinasi teknik ini memungkinkan tim untuk “melihat” ke balik dinding batu yang tebal dan memetakan struktur internalnya.Hasil pemindaian tersebut, seperti yang dikutip dari Newsweek, sangat menakjubkan. Tim peneliti melaporkan penemuan dua rongga anomali yang terdeteksi sebagai ruang berisi udara. Keduanya terletak relatif dekat di balik dinding luar piramida, masing-masing pada kedalaman sekitar 1,4 meter dan 1,1 meter dari permukaan.Mengenai ukurannya, salah satu rongga diperkirakan memiliki dimensi sekitar 1 meter tingginya dan 1,5 meter lebarnya. Sementara itu, rongga kedua yang terdeteksi berukuran sedikit lebih kecil, dengan tinggi sekitar 0,9 meter dan lebar 0,7 meter.

Selangkah Lebih Dekat Menuju Jawaban

Bagi tim ScanPyramids, penemuan ini menambah daftar kesuksesan mereka. Profesor Christian Grobe, seorang pakar dalam Non-Destructive Testing (Pengujian Non-Destruktif), mengingatkan bahwa ini bukan kali pertama proyek tersebut berhasil. “Setelah penemuan penting ruang tersembunyi di Piramida Khufu pada tahun 2023, proyek ScanPyramids kembali berhasil membuat temuan penting di Giza,” ujarnya.Profesor Grobe lebih lanjut menekankan keunggulan metode yang mereka gunakan. “Metode pengujian yang kami kembangkan memungkinkan kami menarik kesimpulan sangat akurat mengenai kondisi dalam piramida tanpa merusak struktur berharga tersebut,” jelasnya.Ia pun menegaskan bahwa temuan baru di Piramida Menkaure ini secara langsung mendukung teori lama. “Hipotesis mengenai adanya pintu masuk tambahan sangat masuk akal, dan temuan kami ini membawa kita selangkah lebih dekat untuk membuktikannya,” pungkas Grobe.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version