Anak-anak

Strategi Pemulihan Pasca-Bencana: JK Tekankan Pentingnya Kembali ke Rumah untuk Obati Trauma Anak

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari detik.com, Dalam sebuah kunjungan kemanusiaan yang berlangsung pada Kamis, 18 Desember 2025, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, Jusuf Kalla (JK), menyoroti aspek krusial yang sering terlupakan dalam penanganan pasca-bencana, yaitu pemulihan psikologis anak-anak.

Saat meninjau lokasi terdampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12 ini menyampaikan pesan tegas: langkah terbaik untuk memulihkan trauma anak adalah dengan segera membawa mereka kembali ke lingkungan rumah yang familiar.

Pendekatan Psikologis Melalui Normalisasi Kehidupan JK menekankan bahwa meskipun posko pengungsian menyediakan kebutuhan dasar, suasana darurat di sana tidak ideal bagi kesehatan mental anak dalam jangka panjang.

Menurutnya, trauma akibat bencana alam seperti suara gemuruh longsor atau derasnya air bah, akan terus membayangi ingatan anak-anak jika mereka terus berada dalam situasi yang asing dan penuh ketidakpastian.

“Insyaallah, jika sudah kembali ke rumahnya, trauma itu perlahan akan hilang,” ujar JK dengan optimis. Filosofi yang diusungnya sederhana namun mendalam: normalisasi kehidupan sehari-hari adalah terapi terbaik. Dengan kembali ke rumah, anak-anak dapat merasakan kembali kehangatan dan keamanan yang sempat terenggut, yang menjadi fondasi utama bagi penyembuhan luka batin mereka.

Prioritas Operasional PMI: Bersih-Bersih Dulu, Bantuan Menyusul Untuk merealisasikan visi tersebut, JK menginstruksikan relawan PMI untuk mengubah prioritas operasional di lapangan.

Fokus utama saat ini bukan sekadar menumpuk logistik di pengungsian, melainkan “gerakan bersih-bersih” massal. PMI, bekerja sama dengan aparat TNI, Polri, dan relawan lokal, dikerahkan untuk membersihkan lumpur dan puing-puing dari rumah-rumah warga agar layak huni kembali secepat mungkin.

JK menegaskan bahwa bantuan logistik seperti makanan, minuman, dan pakaian tambahan akan lebih efektif jika disalurkan langsung ke rumah-rumah warga yang sudah kembali.

“Jadi yang paling penting itu adalah kembali ke rumah. Itu programnya, baru pembersihan,” tegas JK saat mengunjungi Posko PMI di Kecamatan Tukka. Strategi ini diharapkan dapat mempercepat transisi dari fase tanggap darurat menuju fase pemulihan dan rehabilitasi.

Interaksi Langsung dan Dukungan Medis Dalam kunjungannya, JK juga menyempatkan diri berdialog langsung dengan para penyintas. Momen haru terjadi ketika para ibu mencurahkan isi hati mereka (curhat) mengenai harta benda yang ludes, mulai dari rumah hingga sawah dan padi yang menjadi sumber penghidupan mereka.

Menanggapi hal ini, JK meminta warga untuk bersabar dan tetap memprioritaskan keselamatan nyawa di atas segalanya, sembari meyakinkan bahwa bantuan pemulihan akan dilakukan secara bertahap.

Selain fokus pada pemulihan fisik bangunan, JK juga memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan optimal. Tim medis PMI telah diatur dengan sistem giliran (shift) yang ketat, melibatkan tenaga kesehatan dari berbagai daerah untuk menjamin para pengungsi dan warga yang kembali ke rumah tetap mendapatkan akses pengobatan yang layak.

Konteks Bencana Sumatera Kunjungan ini merupakan respons terhadap rentetan bencana hidrometeorologi yang menghantam wilayah Sumatera termasuk Aceh, Sumut, dan Sumbar pada akhir tahun 2025 ini.

Dengan skala kerusakan yang cukup masif, langkah JK untuk mendorong kepulangan warga ke rumah bukan hanya soal logistik, melainkan sebuah upaya strategis untuk membangkitkan kembali semangat hidup dan kemandirian masyarakat, khususnya generasi muda yang rentan terguncang jiwanya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version