Strategi Langit BNPB, Armada Udara Dikerahkan Kawal Pemulihan Pasca Bencana di Sumatera

Semarang (usmnews) – Dikutip dari iNews.id Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil langkah agresif dan strategis dalam upaya percepatan penanganan serta pemulihan wilayah pascabencana di Pulau Sumatera. Tidak tanggung-tanggung, BNPB melaporkan telah mengerahkan total sembilan unit pesawat untuk melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Misi besar ini difokuskan pada tiga provinsi utama, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), dengan tujuan menciptakan kondisi cuaca yang kondusif agar proses rehabilitasi di darat dapat berjalan maksimal tanpa hambatan hidrometeorologi.

​Operasi Masif di Wilayah Aceh

Provinsi Aceh menjadi prioritas utama dengan pengerahan kekuatan armada terbesar. Di wilayah paling barat Indonesia ini, BNPB menugaskan sebanyak empat unit pesawat untuk menyisir langit dan melakukan penyemaian awan. Hingga laporan terakhir pada tanggal 28 Desember 2025, intensitas operasi di Aceh tercatat sangat tinggi dengan pelaksanaan 267 sortie (kali penerbangan). Dalam ratusan penerbangan tersebut, tim operasi telah menaburkan bahan semai dengan jumlah yang fantastis, yakni mencapai total 251.200 kilogram. Angka ini mencerminkan betapa masifnya upaya untuk mengendalikan curah hujan demi mengamankan wilayah terdampak.

​Intensitas Tinggi di Sumatera Barat

Sementara itu, operasi di Provinsi Sumatera Barat juga menunjukkan skala yang hampir menyamai Aceh. Di wilayah ini, BNPB mengerahkan tiga unit pesawat untuk mendukung operasi serupa. Berdasarkan data terkini, tim modifikasi cuaca di Sumbar telah berhasil melaksanakan 248 sortie penerbangan. Total bahan semai yang digunakan untuk memecah konsentrasi awan hujan di wilayah ini tercatat mencapai 249.125 kilogram. Selisih penggunaan bahan semai yang tipis antara Aceh dan Sumbar menunjukkan bahwa kedua wilayah ini memiliki urgensi penanganan cuaca yang sama-sama kritis.

​Pengendalian Cuaca di Sumatera Utara

Di sisi lain, Provinsi Sumatera Utara juga mendapatkan perhatian serius dengan dukungan operasional dua unit pesawat. Meskipun jumlah armadanya lebih sedikit dibandingkan dua provinsi lainnya, aktivitas penyemaian awan tetap berjalan intensif. Hingga saat ini, tercatat telah dilakukan 175 sortie penerbangan di langit Sumut. Dalam operasi tersebut, sebanyak 146.000 kilogram bahan semai telah digelontorkan. Upaya ini memastikan bahwa wilayah Sumatera Utara tetap mendapatkan intervensi cuaca yang memadai untuk mendukung proses pemulihan.

​Urgensi Cuaca bagi Operasi Darat dan Udara

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa operasi ini bukan sekadar rutinitas, melainkan “kunci utama” keberhasilan pemulihan. Dalam konferensi pers virtualnya, pria yang akrab disapa Aam ini menegaskan bahwa hampir seluruh wilayah udara di ketiga provinsi tersebut telah dijelajahi oleh tim OMC.

​Aam menekankan bahwa cuaca cerah adalah prasyarat mutlak bagi percepatan pekerjaan fisik. Tanpa intervensi ini, pemulihan infrastruktur vital, perbaikan jaringan energi, hingga distribusi logistik akan lumpuh. Ia menyoroti secara khusus bahwa jalur distribusi udara sangat bergantung pada cuaca; helikopter pengangkut bantuan tidak akan bisa terbang dan mendarat jika cuaca buruk terus melanda. Oleh karena itu, modifikasi cuaca menjadi benteng pertahanan untuk memastikan “jalur logistik langit” tetap terbuka.

​Komitmen Terhadap Target Pemerintah

Operasi ini dirancang untuk berjalan dinamis, menyesuaikan dengan kondisi atmosfer harian dan kebutuhan lapangan. BNPB menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk mengamankan target waktu pemulihan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan rincian operasi yang terukur dan masif di ketiga provinsi tersebut, BNPB optimis bahwa rencana pemulihan pascabencana dapat berjalan sesuai jadwal, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Sumatera dapat segera bangkit kembali.