Connect with us

Nasional

Strategi Kemenhub Urai Kepadatan di Pelabuhan Merak Saat Cuaca Ekstrem Melanda Selat Sunda

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari cnnindonesia.com Berikut adalah hasil parafrase mendalam dari artikel tersebut yang disajikan dengan narasi yang lebih komprehensif, mencakup lebih dari 300 kata:‎‎

Tantangan Cuaca Ekstrem dan Strategi Kemenhub Urai Kepadatan di Pelabuhan Merak‎Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi mengonfirmasi bahwa hambatan operasional yang terjadi di Pelabuhan Merak, Banten, belakangan ini dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem yang melanda kawasan perairan Selat Sunda. Fenomena alam ini mengakibatkan penumpukan kendaraan yang cukup signifikan di area pelabuhan, yang memaksa pihak otoritas untuk melakukan penyesuaian operasional demi keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas.‎‎

Menurut penjelasan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, antrean panjang kendaraan yang terjadi tidak semata-mata karena volume lalu lintas, melainkan akibat gelombang tinggi dan angin kencang. Kondisi perairan yang buruk ini membuat kapal-kapal penyeberangan (ferry) mengalami kesulitan teknis saat hendak bersandar (sandar) di dermaga. Kesulitan manuver sandar ini secara otomatis memperlambat proses bongkar muat kendaraan dan penumpang, sehingga ritme penyeberangan menjadi tidak optimal dan memicu efek domino berupa kemacetan di area tunggu pelabuhan. Pernyataan ini disampaikan Aan saat meninjau langsung lokasi di Pelabuhan Merak pada Minggu, 21 Desember.‎‎

Selain faktor alam yang tidak bersahabat, Aan juga menyoroti adanya lonjakan permintaan jasa penyeberangan yang cukup drastis, terutama didominasi oleh kendaraan angkutan logistik. Kombinasi antara cuaca buruk dan tingginya volume kendaraan berat inilah yang memperparah kepadatan di kawasan vital tersebut.‎‎

Guna menanggulangi situasi ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) tidak bekerja sendiri. Mereka telah menjalin sinergi strategis dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kepolisian Republik Indonesia, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Banten, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten, serta operator pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Kolaborasi ini bertujuan untuk menerapkan manajemen rekayasa lalu lintas yang efektif.‎‎

Beberapa langkah taktis yang diambil meliputi optimalisasi delaying system (sistem penundaan perjalanan), pemanfaatan buffer zone (zona penyangga) untuk menampung kendaraan sebelum masuk pelabuhan, serta penyekatan kendaraan secara bertahap. Kemenhub menegaskan bahwa seluruh langkah ini diambil dengan menempatkan aspek keselamatan penyeberangan sebagai prioritas utama di atas segalanya. Sebagai langkah konkret tambahan untuk mengurai antrean, kapal-kapal berkapasitas besar juga telah diterjunkan di setiap dermaga sejak dini hari tanggal 18 Desember 2025.‎‎

Terkait mekanisme penundaan, delaying system akan diaktifkan secara ketat apabila kondisi cuaca berada pada level Peringatan Dini I dan II. Menanggapi kekhawatiran pengguna jasa, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memberikan jaminan bahwa tiket penumpang tidak akan hangus atau kedaluwarsa selama masa penundaan akibat cuaca buruk ini berlangsung, sehingga masyarakat tidak perlu merasa dirugikan secara finansial.‎‎

Menutup keterangannya, pihak Kemenhub terus berkoordinasi intensif untuk menjaga stabilitas lintasan Merak-Bakauheni. Masyarakat juga diimbau untuk proaktif memantau informasi cuaca terkini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelum melakukan perjalanan selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, sebagai bentuk mitigasi risiko pribadi demi perjalanan yang aman dan selamat.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *