Lifestyle
Stop Sekarang! Bahaya Tersembunyi di Balik Kebiasaan Mengorek Telinga dengan Cotton Bud

Semarang(Usmnews)– Dikutip dari cnnindonesia.com Banyak dari kita tumbuh dengan keyakinan bahwa membersihkan telinga menggunakan cotton bud (korek kuping) adalah bagian dari rutinitas kebersihan harian yang wajib, aman, dan praktis. Sensasi “bersih” setelah mengorek telinga sering kali membuat kita merasa telah melakukan hal yang benar. Namun, fakta medis menunjukkan sebaliknya: kebiasaan ini justru menjadi musuh tersembunyi bagi kesehatan pendengaran kita.
Alih-alih membersihkan, penggunaan cotton bud secara rutin sering kali menjadi penyebab utama berbagai masalah THT, mulai dari penyumbatan parah, iritasi kulit, hingga infeksi yang menyakitkan.

Mekanisme Alami vs. Intervensi PaksaPenting untuk dipahami bahwa telinga manusia adalah organ yang canggih dengan sistem self-cleaning atau pembersihan mandiri. Kotoran telinga (serumen) bukanlah “sampah” atau debu rumah biasa yang harus dibasmi. Secara biologis, serumen berfungsi sebagai perisai pelindung. Ia menjaga kelembapan saluran telinga agar tidak kering, memiliki sifat antibakteri untuk melawan kuman, dan bertindak sebagai perangkap lengket yang menangkap debu atau partikel asing sebelum mencapai gendang telinga.
Secara alami, telinga memiliki mekanisme “konveyor” yang perlahan mendorong kotoran lama dari dalam keluar menuju lubang telinga. Di sana, kotoran akan mengering dan rontok dengan sendirinya saat kita mengunyah atau berbicara.
Efek Dorongan: Ketika Niat Bersih Menjadi MasalahMengapa penggunaan cotton bud berbahaya? Masalah utamanya terletak pada desain alat itu sendiri dan bentuk saluran telinga kita.
Sebuah studi dalam jurnal Laryngoscope menyoroti bahwa diameter cotton bud sering kali hampir selebar saluran telinga itu sendiri. Saat Anda memasukkannya, alih-alih mengangkat kotoran, Anda justru mendorongnya masuk lebih dalam. Kotoran yang terdorong ini akan menumpuk di depan gendang telinga, memadat, dan mengeras. Kondisi ini dikenal sebagai impaksi serumen. Akibatnya, seseorang bisa mengalami penurunan pendengaran, telinga terasa penuh atau tersumbat, gatal yang persisten, hingga rasa nyeri.
Risiko Cedera Fisik dan Lingkaran Setan IritasiSelain risiko penyumbatan, faktor fisik dari cotton bud juga mengancam integritas kulit telinga. Kulit di dalam liang telinga sangatlah tipis, sensitif, dan rapuh. Tekanan atau gesekan dari kapas—terutama jika batangnya kaku—dapat dengan mudah menciptakan goresan mikroskopis atau luka lecet.
Luka kecil ini adalah “pintu terbuka” bagi bakteri dan jamur untuk masuk dan berkembang biak, yang kemudian memicu peradangan atau otitis eksterna. Gejalanya bisa berupa pembengkakan, rasa sakit yang tajam saat telinga disentuh, hingga keluarnya cairan abnormal.
Ironisnya, tubuh merespons iritasi ini dengan mekanisme pertahanan: memproduksi lebih banyak kotoran telinga. Ini menciptakan siklus yang tidak berujung; semakin sering Anda membersihkan telinga karena gatal atau merasa kotor, semakin iritasi kulit telinga Anda, dan semakin banyak kotoran yang diproduksi tubuh sebagai respons perlindungan.

Cara Aman Merawat Kebersihan TelingaLantas, bagaimana cara membersihkan telinga tanpa menyakitinya? Kuncinya adalah hanya membersihkan bagian luar dan membiarkan bagian dalam bekerja secara alami. Berikut adalah langkah-langkah yang disarankan oleh para ahli medis:
Pembersihan Luar: Cukup bersihkan daun telinga dan bagian lubang luar menggunakan kain waslap hangat yang lembut. Jangan memasukkan apa pun ke dalam lubang.
Manfaatkan Momen Mandi: Membiarkan air hangat mengalir perlahan di sekitar telinga saat mandi bisa membantu melunakkan kotoran yang sudah berada di ambang luar, sehingga lebih mudah rontok.
Pelunak Alami: Jika Anda merasa kotoran telinga agak keras, gunakan beberapa tetes minyak zaitun hangat atau baby oil. Minyak ini membantu melunakkan serumen sehingga lebih mudah keluar secara alami.
Cairan Khusus: Penggunaan obat tetes pelunak kotoran telinga (yang dijual bebas atau dengan resep) atau larutan saline (air garam steril) juga efektif untuk menjaga kebersihan tanpa perlu mengorek.
Jika Anda merasakan sumbatan yang tidak kunjung hilang, pendengaran mendadak berkurang, atau nyeri, jangan memaksakan diri mengatasinya sendiri. Langkah terbaik dan paling aman adalah mengunjungi dokter THT. Dokter memiliki alat khusus untuk menyedot (suction) atau mengambil kotoran dengan aman tanpa melukai gendang telinga Anda.







