Lifestyle
Solusi Cerdas Menghemat Belanja Dapur, Mengungkap Rahasia Telur Cair yang Lebih Murah dan Praktis

Semarang (usmnews) Dikutip dari food.detik.com Di tengah gelombang kenaikan harga bahan pokok yang terus mencekik pengeluaran rumah tangga, telur sebagai sumber protein utama tak luput dari inflasi. Kondisi ini memaksa konsumen, mulai dari ibu rumah tangga hingga pelaku bisnis kuliner, untuk memutar otak mencari alternatif yang lebih ramah di kantong tanpa mengorbankan nutrisi. Salah satu solusi yang kini mulai dilirik adalah beralih dari telur utuh bercalang ke telur cair (liquid eggs). Namun, timbul pertanyaan besar: mengapa produk yang sudah diproses ini justru bisa dibanderol dengan harga yang lebih miring? Apa Itu Telur Cair?
Secara sederhana, telur cair adalah telur yang telah dikeluarkan dari cangkangnya dan dikemas dalam bentuk cairan siap pakai. Produk ini umumnya tersedia dalam varian telur utuh (kuning dan putih campur) atau hanya putih telurnya saja.

Proses pembuatannya tidak sembarangan. Sebelum dikemas, telur cair biasanya melewati tahap pasteurisasi. Langkah ini sangat krusial untuk membunuh bakteri berbahaya seperti Salmonella, menjadikannya lebih aman untuk dikonsumsi dibandingkan telur mentah biasa. Beberapa produsen juga menambahkan zat pengawet makanan yang aman, seperti asam sitrat, guna menjaga kesegaran warna dan memperpanjang umur simpan produk. Inovasi ini menawarkan kepraktisan tinggi; pengguna tidak perlu lagi repot memecahkan cangkang, memisahkan kuning telur, atau membersihkan lengket yang tersisa di tangan.
Mengapa Harganya Bisa Jauh Lebih Murah?
Paradoks harga telur cair yang lebih murah dibandingkan telur utuh sebenarnya didasari oleh efisiensi produksi dan logistik. Ada beberapa faktor utama yang menekan harga jualnya:Pemanfaatan Telur “Imperfect”: Industri telur cair sering kali menggunakan stok telur yang secara fisik kurang sempurna untuk dijual eceran di supermarket (misalnya bentuk cangkang tidak standar atau ukuran terlalu kecil/besar), namun isinya masih sangat layak dan bernutrisi tinggi.
Efisiensi Logistik: Dengan membuang cangkang, volume dan berat produk berkurang drastis, sehingga biaya transportasi dan penyimpanan menjadi lebih hemat.
Skala Ekonomi: Di Indonesia, perbedaan harganya cukup mencolok. Telur cair bisa didapatkan di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 28.000 per kilogram. Bandingkan dengan telur utuh (negeri) yang harganya fluktuatif antara Rp 28.000 hingga Rp 40.000 per kilogram. Secara kuantitas, satu kemasan telur cair bisa setara dengan 20 butir telur, jauh lebih banyak dibanding satu karton telur utuh yang biasanya hanya berisi 12 butir.
Keunggulan Lain: Konsistensi dan Daya SimpanSelain faktor ekonomi, telur cair menawarkan keunggulan teknis yang sulit ditandingi telur rumahan:

Konsistensi Rasa dan Tekstur: Karena diproduksi secara massal dengan takaran yang seragam, telur cair memberikan hasil masakan (terutama kue dan roti) yang lebih konsisten.
Daya Simpan: Produk ini lebih tahan lama dan sangat mudah untuk dibekukan tanpa merusak kualitasnya, berbeda dengan telur utuh yang sulit disimpan di freezer.
Efisiensi Bisnis: Bagi pengusaha katering, toko roti, atau restoran yang membutuhkan kecepatan tinggi, menuangkan telur dari kemasan jauh lebih efisien daripada memecahkan ratusan butir telur satu per satu.
Kesimpulan: Mana yang Harus Dipilih?
Pilihan antara telur cair dan telur utuh kembali pada kebutuhan Anda. Jika Anda adalah pelaku usaha kuliner yang membutuhkan volume besar, konsistensi tinggi, dan harga miring, telur cair adalah pilihan cerdas. Namun, bagi pemakaian rumah tangga harian yang membutuhkan fleksibilitas (seperti membuat telur mata sapi) atau ingin mengontrol penuh kesegaran bahan dari nol, telur utuh tetap menjadi opsi terbaik.







