Siswa AS tertinggal dalam kemampuan membaca, matematika dan sains

Semarang (usmnews) – Penilaian nasional terbaru menunjukkan siswa AS tertinggal dalam membaca, matematika, dan sains, dengan skor terendah sepanjang sejarah dan kesenjangan belajar makin lebar.

Hanya 22% siswa kelas 12 mahir matematika, dan 45% di bawah standar, terendah sejak 2005.

Menurut NCES, hanya 35% siswa kelas 12 cakap membaca, sementara hampir sepertiga berada di bawah standar, terlemah sejak 1992.

Sementara itu, siswa sekolah menengah pertama (SMP) juga mengalami kemunduran. Nilai rata-rata sains kelas delapan turun empat poin sejak 2019, dengan hanya 31 persen yang mencapai kemahiran. Penurunan itu mencakup ilmu fisika, ilmu hayati, dan ilmu kebumian, dan pelajar perempuan mencatat penurunan lebih tajam dibandingkan siswa laki-laki.

Nilai membaca siswa kelas 4 dan 8 turun dua poin sejak 2022, kini lima poin di bawah sebelum pandemi, dengan hampir 40% kelas 4 dan sepertiga kelas 8 di bawah standar—tertinggi dalam dekade terakhir.

Hasil matematika menunjukkan sedikit peningkatan. Nilai kelas empat naik dua poin dari tahun 2022, tapi, tetap tiga poin di bawah penilaian pada 2019. Nilai matematika kelas delapan stagnan dari 2022 dan delapan poin di bawah tahun 2019.

Pejabat federal menyebut temuan itu mengkhawatirkan. Komisaris NCES Matthew Soldner menilai situasi ini menyadarkan dan mendesak tindakan terpadu untuk mempercepat pembelajaran.

Menteri Pendidikan Linda McMahon menyebut data itu menunjukkan tren buruk, dengan hasil ujian siswa kelas 12 terendah sepanjang sejarah meski ada dana miliaran dolar.

Para pemimpin pendidikan menyuarakan peringatan tersebut. Presiden National Association of State Boards of Education Paolo DeMaria menilai hasil itu “memprihatinkan”.

Manhattan Institute menilai hasil ini sebagai peringatan, sementara Jennifer Weber menyebut kemampuan membaca stagnan dan skor matematika terendah dalam 20 tahun meski ada reformasi dan dana besar.