Entertainment

Sinopsis Last Samurai Standing: Pertaruhan Nyawa Mantan Samurai di Ujung Era Meiji

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari CNNIndonesia.com Serial drama sejarah terbaru yang sedang hangat diperbincangkan, Last Samurai Standing, membawa penonton menyelami sisi kelam transisi Jepang pada tahun 1878. Berlatar di era Restorasi Meiji, cerita ini menyoroti nasib tragis para samurai yang kehilangan kehormatan dan mata pencaharian akibat modernisasi dan pelarangan pedang. Di tengah keputusasaan tersebut, muncul sebuah turnamen mematikan bernama “Kodoku” yang menjanjikan hadiah fantastis sebesar 100 miliar yen—sebuah jumlah yang cukup untuk mengubah takdir siapa pun.

Fokus utama cerita tertuju pada sosok Shujiro Saga, seorang mantan samurai yang diperankan dengan apik oleh aktor kawakan Junichi Okada. Shujiro bukanlah pahlawan yang mencari kejayaan, melainkan seorang suami dan ayah yang terdesak oleh keadaan. Istrinya menderita penyakit mematikan di tengah wabah kolera yang melanda, sementara anaknya membutuhkan biaya hidup yang besar. Motivasi inilah yang memaksa Shujiro, yang dulunya memegang teguh kode etik bushido, untuk kembali menghunus pedang dan terjun ke dalam arena pembantaian.

Turnamen Kodoku sendiri digambarkan sangat brutal, mengingatkan penonton pada konsep battle royale namun dengan latar tradisional yang kental. Sebanyak 292 samurai dikumpulkan di Kuil Tenryū-ji, Kyoto, untuk saling membunuh demi memperebutkan satu posisi pemenang. Setiap peserta diberikan label kayu sebagai identitas nyawa mereka; kehilangan label tersebut berarti kematian atau kekalahan. Perjalanan mereka tidak hanya terbatas di satu arena, melainkan harus menempuh rute berbahaya dari Kyoto menuju Tokyo, menghadapi berbagai rintangan mematikan di sepanjang jalan.

Selain Shujiro, serial ini juga memperkenalkan karakter pendukung yang kuat, seperti Futaba Katsuki (diperankan oleh Yumia Fujisaki), seorang gadis muda yang ikut bertarung demi menyelamatkan ibunya, serta Iroha Kinugasa (Kaya Kiyohara), seorang petarung wanita misterius. Dinamika antar karakter ini menambah kedalaman emosional cerita, di mana aliansi dan pengkhianatan bisa terjadi dalam sekejap mata.

Disutradarai oleh Michihito Fujii, Last Samurai Standing tidak hanya menawarkan aksi laga yang koreografinya ditangani langsung oleh Junichi Okada, tetapi juga kritik sosial yang tajam. Serial ini menggambarkan bagaimana manusia dapat berubah menjadi monster ketika didesak oleh kemiskinan dan sistem yang tidak adil, sekaligus mempertanyakan arti kehormatan di zaman yang telah melupakan tradisi. Bagi penggemar drama sejarah dengan bumbu aksi yang intens dan menyentuh hati, kisah perjuangan Shujiro Saga ini adalah sebuah epik yang sayang untuk dilewatkan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version