Business
Sinergi Kementerian PU dan Mangkunegaran: Komitmen Penataan Kawasan Cagar Budaya Surakarta

SEMARANG (usmnews) – Dikutip dari antaranews.com Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, telah mengumumkan komitmen penuh dari kementerian yang dipimpinnya untuk mendukung rencana besar penataan Kawasan Mangkunegaran di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Keputusan ini diambil menyusul pertemuan penting antara Menteri Dody dengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X, Gusti Bhre, yang secara langsung membahas kebutuhan mendesak akan rehabilitasi dan pelestarian kawasan bersejarah ini.
Dalam keterangannya di Jakarta pada hari Jumat, Menteri Dody Hanggodo menekankan bahwa dukungan dari Kementerian PU ini bersifat total, namun dengan satu syarat kunci: seluruh proses penataan harus mengacu secara ketat pada ketentuan dan prinsip pelestarian cagar budaya. Hal ini menjadi landasan utama untuk memastikan bahwa upaya pembangunan dan perbaikan tidak mengurangi nilai sejarah dan keaslian kompleks Mangkunegaran.
Untuk menjamin kepatuhan terhadap prinsip pelestarian, Menteri Dody secara tegas menyatakan perlunya prosedur lintas kementerian. Proses teknis di lapangan akan dikoordinasikan secara intensif dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PU. Namun, sebelum detail teknis tersebut dapat dilaksanakan, langkah awal yang krusial adalah memperoleh rekomendasi resmi dari kementerian yang bertanggung jawab langsung atas urusan kebudayaan dan cagar budaya.
“Setelah ini kita akan meminta rekomendasi dari Menteri Kebudayaan, Pak Fadli Zon, karena urusan cagar budaya harus dikomunikasikan dengan beliau,” jelas Dody. Penegasan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar-lembaga dalam menangani aset nasional yang berharga. Setelah rekomendasi dari Kementerian Kebudayaan diperoleh, tim teknis dari Kementerian PU akan menyusun langkah-langkah detail, yang kemudian akan dikoordinasikan dan diinformasikan lebih lanjut kepada Ditjen Cipta Karya untuk eksekusi.
Kementerian PU berkomitmen penuh untuk mengawal seluruh proses lanjutan ini. Direktorat Jenderal Cipta Karya akan bertanggung jawab atas detail teknis pelaksanaan, tahapan penanganan, dan juga pendampingan berkelanjutan terhadap kawasan Mangkunegaran, memastikan setiap langkah dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sesuai standar pelestarian.

Dalam pertemuan antara Menteri Dody dan Gusti Bhre, dibahas secara spesifik rehabilitasi tiga komponen utama dan sakral dari kawasan Mangkunegaran, yaitu Wangkawa, Pamedan, dan area Kavaleri.
Gusti Bhre, sebagai pemimpin Mangkunegaran, memberikan laporan langsung mengenai kondisi beberapa bangunan inti yang memerlukan perhatian segera. Ia mengungkapkan bahwa banyak dari bangunan tersebut mengalami kerusakan struktural yang signifikan dan tidak terlihat dari luar. Salah satu kekhawatiran utamanya adalah kondisi bangunan yang secara tradisi dianggap paling sakral dan ironisnya belum pernah dievaluasi secara struktural selama ini.
Secara khusus, untuk kawasan Kavaleri, Gusti Bhre mengusulkan agar perbaikan diprioritaskan pada bangunan di bagian dalam, yang disebutnya sebagai “jantungnya” kawasan tersebut. Usulan ini menunjukkan bahwa fokus perbaikan tidak hanya terbatas pada area publik atau tampilan luar, tetapi juga mencakup inti operasional dan spiritual dari Mangkunegaran.
Gusti Bhre juga menyampaikan pandangan yang lebih filosofis mengenai upaya perawatan di lingkungan Mangkunegaran. Baginya, perawatan tersebut jauh melampaui sekadar perbaikan fisik. “Kami merawat bangunan bukan hanya caring, tapi juga menyakralkan,” ujarnya, menggarisbawahi dimensi spiritual dan budaya yang melekat pada setiap struktur.
Ia juga menekankan bahwa Pendopo Mangkunegaran memiliki peran ganda yang sangat penting. Selain sebagai bagian dari kompleks keraton, pendopo tersebut telah menjadi destinasi wisata utama di Surakarta sekaligus pusat kegiatan masyarakat dan pariwisata yang tersentralisasi. Oleh karena itu, upaya perbaikan yang komprehensif ini diharapkan akan memberikan dampak yang sangat besar bagi peningkatan sektor pariwisata dan kesejahteraan masyarakat luas di Surakarta.
Secara keseluruhan, inisiatif penataan ini menandai sebuah kolaborasi strategis antara pemerintah pusat melalui Kementerian PU dengan pihak keraton, bertujuan untuk menjaga dan memajukan salah satu warisan budaya terpenting di Jawa Tengah, sekaligus memanfaatkan potensi besarnya sebagai aset pariwisata nasional.





