Connect with us

International

Seteru Memanas, Pesawat Pengebom Nuklir AS dan Rusia Saling Unjuk Kekuatan

Published

on

Seteru Memanas, Pesawat Pengebom Nuklir AS dan Rusia Saling Unjuk Kekuatan

MOSKOW (usmnews) – Amerika Serikat (AS) dan Rusia saling unjuk kekuatan militer di Eropa Utara dan Asia Timur Laut dari Selasa hingga Kamis, di tengah ketegangan yang terus meningkat terkait konflik di Ukraina. Kedua negara mengerahkan pesawat pengebom berkemampuan nuklir dalam manuver yang menunjukkan potensi strategis mereka.

Di Eropa, Rusia mengadakan latihan militer strategis Ocean-2024 di Laut Barents dan Norwegia, yang melibatkan dua pesawat pengebom Tu-160 Blackjack. Pesawat ini mampu membawa rudal jelajah nuklir dan senjata konvensional. Latihan ini diiringi dengan misi serupa di Laut Baltik, di mana pesawat Rusia dicegat oleh jet tempur Jerman.

Sementara itu, AS meluncurkan pesawat pengebom B-52H Stratofortress dalam misi transatlantik. Pesawat ini berlatih dengan angkatan udara NATO di Swedia dan Polandia, menunjukkan kemampuan AS untuk berintegrasi dengan pasukan sekutu. Penerbangan ini merupakan bagian dari komitmen Washington untuk memperkuat pertahanan NATO di kawasan tersebut.

Di Asia Timur Laut, AS dan Jepang melakukan latihan militer yang melibatkan pesawat pengebom B-2 Spirit dan jet tempur F-35A Lightning II. Pesawat B-2 ini, yang ditempatkan di Australia sejak pertengahan Agustus, menunjukkan kemampuan untuk menembus pertahanan udara musuh dan menjatuhkan bom konvensional maupun nuklir. Ini adalah pertama kalinya pesawat B-2 beroperasi dari Australia dan terlibat dalam latihan gabungan dengan Jepang.

Rusia juga memperkuat hubungan militernya dengan China dalam latihan gabungan di Timur Jauh. Beijing menyatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi strategis dan meningkatkan kemampuan menghadapi ancaman bersama.

Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh AS dan sekutunya menggunakan ancaman Rusia dan kebijakan pengekangan China sebagai dalih untuk memperluas kehadiran militer mereka di perbatasan barat Rusia, Arktik, dan Asia-Pasifik. Washington menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk mengubah postur militernya, tetapi tetap memantau latihan gabungan antara Rusia dan China.

Manuver ini menunjukkan bahwa persaingan militer antara AS dan Rusia masih kuat, dengan kedua negara berusaha mempertahankan pengaruh mereka di kawasan strategis.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *