Connect with us

International

Setelah Sempat Turun, Angka Harapan Hidup Australia Capai Stabilisasi di 81,1 dan 85,1 Tahun

Published

on

Canberra (usmnews) – Berdasarkan data resmi terbaru yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Australia (Australian Bureau of Statistics/ABS) pada hari Selasa (11/11), angka harapan hidup di Australia menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah sempat mengalami penurunan yang jarang terjadi dalam dua periode sebelumnya. Stabilisasi ini menandai pemulihan data demografi setelah gangguan signifikan yang disebabkan oleh tingkat kematian berlebih selama masa pandemi global.

Menurut rilis data ABS, angka harapan hidup bagi populasi yang lahir antara tahun 2022 hingga 2024 tercatat stabil, tidak mengalami perubahan dibandingkan periode tiga tahun sebelumnya (2021-2023). Secara spesifik, angka harapan hidup saat lahir (AHH) adalah 81,1 tahun untuk laki-laki dan 85,1 tahun untuk perempuan. Angka yang sama persis ini memberikan indikasi bahwa dampak negatif yang sempat dirasakan pada tahun-tahun sebelumnya kini mulai terhenti.

Angka stabilisasi ini sangatlah penting mengingat apa yang terjadi pada periode-periode data sebelumnya. Sebelum stabil, angka harapan hidup di Australia mengalami penurunan, yaitu pada periode 2020-2022 dan 2021-2023. Penurunan ini menjadi sebuah peristiwa yang patut dicatat secara historis karena merupakan penurunan pertama yang tercatat sejak pertengahan tahun 1990-an. Selama beberapa dekade, Australia terbiasa melihat peningkatan atau stagnasi pada tingkat yang sangat tinggi, sehingga penurunan ini menjadi sorotan serius bagi para demografer dan pembuat kebijakan.

Sebelum masa penurunan, angka harapan hidup warga Australia bahkan sempat mencapai rekor tertinggi. Puncak tersebut tercatat pada periode 2019-2021, di mana angka harapan hidup saat lahir mencapai 85,4 tahun untuk perempuan dan 81,3 tahun untuk laki-laki. Rekor ini mencerminkan keberhasilan Australia dalam sistem kesehatan dan peningkatan standar hidup sebelum datangnya faktor eksternal yang signifikan.

ABS secara eksplisit mengaitkan penurunan yang terjadi pada tahun 2022 dan 2023 tersebut dengan tingginya tingkat kematian berlebih (excess mortality) yang dialami Australia, utamanya disebabkan oleh pandemi COVID-19. Kematian berlebih merujuk pada jumlah kematian yang melebihi jumlah yang diperkirakan berdasarkan data historis, dan selama puncak pandemi, banyak negara termasuk Australia mengalami lonjakan angka ini, yang kemudian berdampak langsung pada perhitungan angka harapan hidup. Dengan meredanya dampak langsung pandemi dan stabilisasi sistem kesehatan, angka harapan hidup kini kembali menunjukkan kestabilan.

Meskipun terjadi fluktuasi dan penurunan sementara dalam beberapa tahun terakhir, penting untuk melihat gambaran jangka panjang. Data ABS menunjukkan bahwa secara keseluruhan, angka harapan hidup di Australia telah mengalami peningkatan substansial. Sejak periode 2000-2002, angka harapan hidup saat lahir telah meningkat sebesar 3,7 tahun untuk laki-laki dan 2,5 tahun untuk perempuan. Kenaikan jangka panjang ini menegaskan tren peningkatan kesehatan dan kesejahteraan yang berkelanjutan di negara tersebut.

Pada skala internasional, ABS juga memberikan konteks perbandingan yang membanggakan. Berdasarkan data tahun 2023, angka harapan hidup rata-rata penduduk Australia menempati peringkat ke-10 di antara negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD). Posisi ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan seperti pandemi, Australia tetap mempertahankan salah satu angka harapan hidup tertinggi di dunia, bersanding dengan negara-negara maju lainnya dengan sistem kesehatan yang terkemuka. Stabilisasi data terbaru ini merupakan kabar baik yang menegaskan ketahanan dan kualitas hidup yang ditawarkan oleh Australia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *